JAKARTA– Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) minta para anggota Fraksi PD di DPR RI mendukung kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang pro rakyat dan tolak kalau memang kebijakan itu tidak pro kepada rakyat.
“Jagan karena tidak di pemerintahan, semua kebijakan kita tolak. Itu tidak baik dan tidak cerdas. Biarlah yang terjadi semasa saya menjadi presiden sebagai sejarah,” kata SBY dalam kata sambutannya didepan anggota fraksi PD DPR RI dan kader PD di Gedung DPR RI, Rabu (9/9).
Pada kesempatan itu, SBY juga mengingatkan tugas dan prioritas kader-kadernya di eksekutif maupun legislatif. Mereka diminta untuk mendukung dan mengawasi pemerintah, termasuk soal penegakan hukum. “Pertama, jajaran Partai Demokrat utamanya di daerah wajib membantu rakyat mengatasi kesulitan kehidupan akibat gejolak perekonomian,” kata SBY.
SBY juga menginstruksikan agar bupati, walikota, serta anggota DPRD dari Partai Demokrat melakukan tindakan konkret untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. PHK juga harus dicegah serta harga distabilkan. PD utamanya fraksi di DPR dan DPP membantu pemerintah pusat. “Bantu presiden dan menteri atasi permasalahan ekonomi.”
SBY juga memberikan tugas agar kader PD memastikan pemerintah tertib mengelola konstitusi. Penegakan hukum juga harus diawasi agar tidak tebang pilih.
“Kita harus awasi penegakan hukum, pemberantasan korupsi, yang harus dijalankan tetap tegas dan serius tapi tidak tebang pilih. Akan rusak keadilan kalau ada muatan-muatan lain di penegakan hukum, motif politik atau motif subyektif lainnya.”
Kader PD juga diminta untuk mengawasi program-program pemerintah yang dinilai hanya berorientasi jangka pendek namun tidak melihat dampaknya. Kritik juga harus tetap disampaikan dengan rasa sayang. “Mari kita awasi dengan kritis, dengan rasa sayang pada negara dan pemerintah manakala ada keputusan, kebijakan, program yang menjadi bom waktu,” kata SBY.
Pada kesempatan itu SBY kembali menegaskan sikap PD sebagai penyeimbang, bukan di KIH maupun KMP. Dia menyamakan posisi itu dengan sikap Indonesia pada masa perang dingin. “Hubungan PD dengan pemerintah sangat jelas. Posisi politik kita dalam konteks koalisi-koalisi yang terbentuk, ada Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Kita tidak masuk dalam itu. PD benar-benar menjadi penyeimbang,” jelas dia.
Menurut dia, sering ada pertanyaan mengapa PD harus mengambil posisi di tengah. SBY juga mengaku mendengar anggapan bahwa penyeimbang tidak tegas. “Kalau penyeimbang katanya tidak tegas. Saya menolak,” kata SBY tegas.
Dia membandingkan kondisi politik di Indonesia yang terbagi menjadi dua koalisi dengan kondisi perang dingin. Saat itu, dunia terbelah menjadi Blok barat dan Blok timur. “Indonesia tergabung dalam gerakan nonblok, bukan berarti tidak tegas. Itu pilihan, jadi penyeimbang juga pilihan kita,” kata dia.
Posisi sebagai penyeimbang ini diyakini SBY akan membuat PD lebih independen. Jika pemerintah benar maka dukungan akan diberikan secara penuh, sementara itu kebijakan yang kurang tepat pun tetap dikritisi
SBY mengenang ‘jatuh bangun’ perjalanan PD selama 14 tahun. Termasuk ketika PD menjadi pemenang Pemilu 2009 hingga gagal di Pemilu 2014. Sejak digagas dan didirikan 14 tahun lalu tepat 9 September 2001 hingga sekarang, partai sudah melampaui sejumlah ujian sejarah.
Menurut SBY, ada kalanya matahari bersinar terang, ada kalanya mendung menggantung. Alami pasang, sekaligus surut. PD pernah berjaya dengan menjadi pemenang Pemilu 2009. Namun, di pemilu 2014 harus puas hanya dengan di posisi keempat. PD pernah berjaya dan menang besar dalam pemilu 2009, dan kita tidak berhasil atau katakan kalah saat pemilu 2014 lalu.
Dijelaskan, partai politik yang cerdas adalah yang menjadikan sejarah sebagai pedoman untuk membangun kembali dan berjuang kembali mencapai sukses di masa depan. Itu yang sedang ditempuh PD.
Karena itu, SBY mengajak kader PD belajar dari pengalaman masa lampau dan menjadikan PD semakin matang dan bisa berkontribusi untuk rakyat. SBY juga menyoroti persiapan partai menuju Pilkada serta Pemilu 2019.
Untuk itu, SBY berpesan agar PD dalam tahun-tahun ke depan harus tetap berbenah diri. Usia 14 tahun dianggap masih muda dan punya masa depan yang masih panjang. “Kita terima kasih Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk berbenah diri. Ini kecintaan Allah, sebagai partai muda harus masih berbenah diri,” demikian SBY. (art)