
JAKARTA – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman dan Gubernur se-Kalimantan menandatangani kesepakatan (MoU) untuk membuat masterplan, rencana pembangunan strategis untuk seluruh wilayah se-Kalimantan, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/4) .
“Kalimantan yang luasnya lima kali pulau Jawa ini harus disentuh oleh pemerintah. Apalagi Kalimantan berbatasan dengan Malaysia dan Brunei Darussalam,” kata Irman Gusman kepada wartawan.
Irman Gusman mengatakan bahwa dirinya teringat dengan pesan Bung Karno pada tahun 1950-an, yang pernah mengatakan akan menjadikan Palangkaraya sebagai ibu kota negara, sehingga rencana strategis pembangunan Kalimantan sebagai satu kesatuan dari NKRI harus mendapat perhatian serius pemerintah. “Jadi, pembangunan Kalimantan itu suatu keniscayaan,” ujarnya.
Gubernur KaltengTeras Narang mengungkapkan, 5 gubernur di Kalimantan telah melaporkan ke DPD terkait pembangunan di 5 provinsi di Kalimantan tersebut. “Kalimantan ingin percepatan pembangunan dan betul-betul untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara, maka kita sepakat untuk perencanaan pembangunan andalan. Era minyak sudah berlalu, dan era kayu sudah berlalu, maka ke depan harus menjadikan kemajuan Kalimantan dan sejajar dengan provinsi yang lain,” tambah politisi PDIP itu.
Awang Farouk Ishak berpendapat, bahwa pertemuan dengan DPD RI ini sebagai kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan Presiden Jokowi, agar Kalimantan mendapat perhatian sama dengan provinsi-provinsi yang lain di Indonesia.
“Apalagi Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan berhasil masuk peringkat 16 bandara dengan tingkat layanan terbaik di dunia, berdasarkan survei Airport Service Quality (ASQ) yang dilakukan oleh Airport Council International (ACI),” kata Awang.
Selain itu menurut Awang, tak ada gempa, tak ada kerusuhan, dan aman di Kalimantan. Karena itu dia meminta pemerintah pusat tidak membuat Kalimantan frustrasi dan stres seperti di Jakarta, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan NKRI. “Jangan sampai kami dibuat frustrasi dan stres, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan NKRI,” pungkasnya. (chan)