www.domainesia.com
Polhukam

Munas IX Golkar Ajang Persaingan Ical dan Priyo

×

Munas IX Golkar Ajang Persaingan Ical dan Priyo

Sebarkan artikel ini

ical dan priyoJAKARTA – Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar akan menjadi ajang kompetisi ketat antara incumbent Aburizal Bakrie (Ical) dengan kader muda Priyo Budi Santoso, untuk memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar karena keduanya memiliki jumlah dukungan pemilik suara dengan selisih yang sangat ketat.

Ketua Umum Satkar Ulama (organisasi sayap Partai Golkar), Ali Yahya mengatakan, sekalipun semua ketua DPD I Golkar menyatakan dukungannya kepada Ical, namun peluang para penantangnya dinilai belum habis. Hal ini karena pemilik suara riil dalam Munas IX bukan DPD I, tetapi DPD II Golkar yang jumlahnya sekitar 500 DPD II. Sementara DPD I jumlahnya hanya 34 DPD I saja.

Selain itu, lanjutnya, dalam politik, semua hal bisa berubah dengan cepat. “Kalau sekarang A mungkin dalam waktu 10 hari ke depan sudah berubah menjadi B. Politik tidak seperti matematika yang satu ditambah satu hasilnya selalu dua,” kata Ali Yahya, kemarin

Dengan adanya percepatan pelaksanaan munas, Ali Yahya mengakui waktu konsolidasi semakin sempit. Dengan begitu kemungkinan bisa saja akan mengerucutnya jumlah calon ketua umum Golkar. Jika sebelumnya ada lebih dari tujuh bakal calon ketua umum, maka persaingan akan mengerucut ke calon yang saat ini sudah mendapatkan dukungan tertulis dari pemilik suara. “Sekarang kan bisa dilihat kalau jumlah dukungan terbanyak di Pak Aburizal dan Priyo Budi Santoso,” ungkapnya.

Sementara Priyo Budi Santoso mengaku tidak takut dengan adanya percepatan dan pelaksanaan Munas IX Golkar di Bandung. Ia masih sangat opitimistis bisa berkompetisi dengan Ical. “Dukungan dari pemilik suara kepada saya sangat solid. Saya yakin para pemilik suara dalam munas akan menggunakan hati nuraninya dan berpikir rasional bagi kejayaan Partai Golkar di masa mendatang,” ungkapnya.

Priyo yakin para pemilik suara di Munas IX Golkar tidak ingin kegagalan-kegagalan Golkar dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014 terulang lagi. “Terlebih tantangan Golkar semakin berat karena pileg dan pilpres akan dilakukan secara serentak di 2019. Karena itu dibutuhkan figur yang fresh, energik, dan menjual. Bukan figur yang justru membebani Partai Golkar,” unkap Priyo. (chan)