PARLEMENTARIA.COM – Dalam satu hari, Ustad Abdul Somad (UAS) hadiri dua kegiatan di Padang, yaitu Kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) dan tausiah di Masjid Baiturrahmah.
Untuk kuliah umum di UIN Imam Bonjol Padang, terlihat antusias ribuan mahasiswa yang sudah mendatangi gedung serba guna kampus tersebut.
Pihak kampus UIN sengaja mendatangkan ustad kondang itu dalam kuliah umum tentang Problematika pemahaman hadits di era milineal di hadapan ribuan mahasiswa dan seluruh jajaran akademika kampus tersebut.
Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman. Dalam kegiatan tersebut Rektor merencanakan akan mengusulkan pemberikan gelar Doktor Honoriscausa (HC) kepada UAS.
Menurutnya, sosok UAS dengan segala kesederhanaannya, keluasan dan kedalaman ilmunya, serta kepiawaiannya menyampaikan materi dakwah telah mengantarkan UAS menjadi tokoh nasional yang sangat dibanggakan kaum muslimin. Bahkan, beberapa waktu kemarin juga sempat didaulat menjadi calon wakil presiden, walau kemudian ditolak secara secara santun.
“Kehadiran UAS sangat ditunggu di kampus ini, saya juga mengusulkan kepada senat nantinya agar UIN Imam Bonjol padang memberikan gelar Honotis Causa,” kata Eka di hadapan puluhan ribu mahasiswa.
Lebih lanjut disampaikan Eka, apabila terwujud UIN memberikan gelar doktor HC. maka itu adalah yang pertama selama 20 tahun terakhir dan menurutnya gelar doktor HC sangat cocok dengan UAS karena menurutnya UAS sudah berada di level tertinggi Indonesia saat ini.
“Sejak IAIN didirikan dulu saya rasa selama 20 tahun terakhir UIN belum pernah memberikan gelar kehormatan tersebut sekalipun dan saya rasa UAS sudah berada di level tertinggi negeri ini,” lanjutnya.
Sementara itu, dalam kuliah umum, UAS membahas tentang beberpa aspek dalam islam seperti hadist, dan Alquran. Menurutnya, apabila seorang muslim hanya percaya alquran dan tidak percaya kepada hadist maka sesungguhnya muslim itu ingkar terhadap alquran.
“Mungkin begitu banyak hukum-hukum yang tidak terdapat dalam alquran namun terdapat dalam hadist, maka niscaya muslim harus percaya dengan hadist itu apabila tidak mempercayainya maka sesungguhnya ia termasuk kepada muslim yang ingkar,” katanya.
Banyaknya permasalahan hadist yang muncul saat ini, menurut UAS salah satunya adalah masalah waktu. Sebagian orang yang tidak mempercayai hadist karena perawi-perawi yang menuliskan hadist tersebut tidak hidup di jaman Nabi SAW. Menjawab hal itu UAS mengatakan bahwa tidak ada keraguan bagi setiap hadist yang jelas perawinya karena setiap hadist itu sudah ditulis sejak jaman Nabi SAW.
“Banyak yang tak percaya dengan hadist yang beralasan bahwa perawi hadis itu tidak hidup di Jaman nabi itu adalah salah, karna meskipun tidak hidup di jaman nabi setia hadist yang riwayat perawinya jelas sudah ditulis sejak jaman Nabi SAW,” ujarnya. .
UAS juga menyebut, IAIN Imam Bonjol Padang adalah tempat lahirnya orang-orang hebat, tokoh-tokoh Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia dan juga tempat salah seorang gurunya menuntut ilmu.
“Saya sangat berhutang budi yang sangat besar kepada UIN Imam Bonjol Padang yang dulunya adalah IAIN IB Padang, karena dari sinilah guru saya dulu belajar dan ilmu itu melekat kapada saya sampai sekarang,” katanya.
UAS berharap UIN Imam Bonjol ke depannya lebih baik lagi baik itu dari segi pemikiran dan akhlak mahasiswanya dan akan menciptakan universitas yang hebat dalam bidang keilimuan dan keagamaan.
“UIN Imam Bonjol beberapa tahun ke depan pasti bisa menjadi perguruan tinggi yang kompetitif baik itu di bidang sains dan tak lupa jug tetap mementingkan agama karena agama adalah benteng pertama dalam kehidupan ini,” kata UAS.
Setelah selesai memberikan kuliah umum di UIN, UAS langsung memberikan tausyah di masjid Baiturahmah. Di mesjid itu sudah menunggu belasan ribu masyarakat, bahkan juga ada yang dari luar Padang yang sengaja datang untuk menyaksikan secara langsung pengajian dari UAS. (haluan/chan)