JAKARTA—Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mahfudz Siddiq menyindir Partai Amanat Nasional (PAN) yang hengkang dari Koalisi Merah Putih (KMP). Partai pimpinan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan tersebut, Rabu (2/9) bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai presiden dan wakil presiden 2014-2019.
“Diibaratkan kapal terbang. PAN merupakan co pilot KMP karena mengusung Hatta Rajasa sebagai wapres mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres lalu. Lucu saja, pesawat lagi terbang anteng, co pilot malah loncat,” kata Mahfud tanpa mau berbicara lebih jauh tentang tentang hengkangnya PAN ke KIH, Kamis (3/9).
Partai Gerindra sebagai komando KMP malah bersuara lebih lantang. Gerindra langsung bicara masuknya PAN ke dalam pemerintahan tak akan menyelesaikan kesulitan ekonomi yang tengah dihadapi Indonesia.
“Jangan pernah berpikir dengan menambah dukungan partai ke koalisi pemerintah akan menyelesaikan situasi ekonomi yang buruk saat ini. DPR terus memberikan dukungan kepada pemerintah selama program pemerintah baik untuk rakyat. Makin buruknya situasi ekonomi nasional saat ini lebih karena kegagalan pemerintah untuk menyikapinya,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon dalam siaran pers, Kamis (3/9).
Fadli Zon yang juga Wakil Ketua DPR RI itu menyindir pernyataan PAN bahwa bergabungnya partai itu akan menenangkan pengusaha.
PPP kubu Djan Faridz yang masih istiqomah di KMP pun merespons dengan sindiran. PAN bisa mendapatkan posisi strategis di pimpinan MPR dan DPR karena paket yang diajukan KMP. “Perlu diingat, Pak Zul bisa menjadi ketua MPR karena KMP,” ucap Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Dimyati.
Sementara itu Ketua Presidium KMP, Aburizal Bakrie justru berkomentar agak sejuk. Ketua Umum Golkar hasil munas Bali itu menuturkan sah-sah saja ada parpol yang keluar dari KMP.
“Sah-sah saja. Semua pihak mempunyai suatu cara untuk melakukan dukungan (kepada pemerintah. Ada yang mengatakan memberikan dukungan dengan berada di dalam pemerintah, dan ada yang di luar pemerintah,” kata Ical saan akrab Aburizal Bakrie.
Menurut Ical, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan pindahnya PAN dari KMP ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Bagi Ical, yang terpenting adalah bagaimana mendukung kebijakan yang baik dan mengkritisi yang dinilai buruk.
“Tidak ada masalah. Ini kan suatu cara saja, yang satu caranya mengatakan lebih baik ada dalam pemerintahan, yang satu lagi berada di luar pemerintahan. Tapi kedua-duanya mendukung kebijakan-kebijakan yang baik, mengkritik kebijakan-kebijakan yang tidak baik,” tutur Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I itu. (art)