JAKARTA – Fraksi Partai Gerindra mendesak Presiden Jokowi membatalkan kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan alasan bahwa waktunya tidak tepat.
“Fraksi Partai Gerindra ingin mengetuk pemerintah Joko Widodo untuk mencabut kebijakan tersebut dan menghentikan dan mengembalikan harga semula,” ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani dalam konferensi persnya di Gedung DPR, Rabu (19/11).
Ahmad Muzani membeberkan beberapa alasan mengapa Gerindra meminta Jokowi mencabut keputusannya, karena waktunya tidak tepat disaat harga minyak dunia tengah melorot dan masyarakat dunia tengah berpesta menikmati murahnya harga minyak.
“Malaysia menurunkan BBM, China 7 kali menurunkan harga BBM. Tapi, ini tidak terjadi di Indonesia yang justru menaikkan harga BBM dengan harga tinggi,” terang Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu.
Pemerintah, kata Muzani, hanya memberikan satu alasan, yakni kurs rupiah melebihi ambang batas APBN. Dalam APBN rupiah dipatok Rp11.600 per dolar AS. “Sekarang dolar mencapai di atas Rp12 ribu. Itulah satu-satunya alasan yang disebut pemerintah. Angka Rp11.600/US$ menjadi Rp12 ribu hanya terpaut 4 persen. Tapi, kenyataannya kenaikan BBM mencapai 30 persen,” kata Muzani. (chan)