PARLEMENTARIA.COM – Komite III DPD RI menilai adanya peningkatan layanan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018 oleh Kementerian Agama. Pelayanan kesehatan, penginapan, transportasi, dan katering lebih baik dari tahun sebelumnya. Hanya saja pelayanan manasik haji yang menjadi sorotan para senator.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komite III DPD RI dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Nizar Ali di Ruang Rapat Komite III DPD RI, Senayan Jakarta, Rabu (10/10), anggota DPD RI Abdul Jabbar Toba menilai, penyelenggaraan ibadah haji dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan.
“Pada tahun ini masyarakat di daerah cukup puas dengan pelayanan fasilitas penginapan, katering dan transportasi di Tanah Suci. Hanya yang dikeluhkan jamaah seputar pelayanan manasik haji. Jamaah kita banyak orang kampung yang tidak paham menggunakan fasilitas seperti hotel atau toilet. Manasik musim haji selanjutnya terkait informasi cara penggunaan fasilitas haji perlu disampaikan lebih detail agar jamaah yang dari kampung bisa lebih paham,” katanya.
Anggota DPD RI asal Provinsi Riau Muhammad Nabil turut mengpresiasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Nabil yang ikut menjadi pengawas ibadah haji tahun ini merasakan ada perbaikan dalam hal penyelenggaraan ibadah haji. Menurutnya, yang perlu dievaluasi pada tahun depan adalah pelayanan haji kepada jamaah pengguna kursi roda.
“Petugas haji untuk melayani Jemaah kursi roda perlu ditambah. Bila perlu ada petugas khusus yang didatangkan dari Indonesia untuk membantu jamaah pengguna kursi roda. Sebab, kalau menggunakan tenaga lokal Arab Saudi selain mahal juga terkadang kasar,” ungkapnya dan menambahkan bahwa petugas haji yang ditempatkan di hotel untuk melayani jamaah Indonesia ditambah.
Anggota DPD Provinsi Gorontalo Abdurrahman Abubakar Bahmid menganggap petugas haji Indonesia tahun ini seperti seorang mujahid yang bekerja tulus dan ikhlas melayani jamaah. Dia juga mengapresiasi tenaga kesehatan yang diterjunkan melayani jamaah haji. “Jumlah jamaah haji yang meninggal bisa ditekan. Artinya pelayanan kesehatan mengalami kemajuan,” nilainya.
Bahmid mengusulkan, pada musim haji tahun depan tim kesehatan haji ditambah agar pelayanan kepada jamaah, khususnya yang lansia dan beresiko tinggi bisa lebih maksimal. “Kita harap jemaah haji yang meninggal setiap tahun mengalami penurunan,” katanya.
Senator Kalimantan Timur Muslihuddin Abdurrasyid menyarankan, Kemenag membuat buku manasik haji yang lebih ringkas untuk jamaah. Selain itu, diusulkan agar Kemenag merekrut juru masak langsung dari daerah untuk menyiapkan makanan. “Menu makanan perlu disesuaikan dengan jamaah haji kita,” sarannya.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Nizar Ali mengakui bahwa pelayanan bimbingan manasik haji kepada jamaah belum optimal. Hal ini terjadi karena petugas pembimbing ibadah masih kurang, sementara waktu pelaksanaan manasik terbatas.
“Bimbingan manasik baru bisa kita laksanakan setelah jamaah melunasi BPIH. Rentang waktu pelunasan BPIH dan keberangkatan jamaah terlalu mepet. Selain itu jumlah jamaah sangat besar dan tidak sebanding dengan petugas pemberi bimbingan. Imbasnya bimbingan manasik kurang optimal,” ungkapnya. (sam)