JAKARTA – Ribuan buruh melakukan demo atau aksi unjuk rasi di depan gerbang Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (26/11/2014). Mereka menolak kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 18 November lalu dari Rp6.500 menjadi Rp8.500/liter.
“Kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 2000 per liter mengakibatkan daya beli buruh turun sebesar Rp 50 persen karena buruh harus menambah biaya pengeluarannya sebesar Rp 350 ribu sampai Rp 450 ribu,” kata Presiden Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
Kemudian himpitan ekonomi buruh ditambah lagi rencana kenaikan tarif listrik dan gas tahun depan. “Padahal upah hanya naik Rp 300 ribu-Rp 400 ribu. Apalagi Indonesia memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), namun upah buruh Indonesia lebih rendah dari Thailand, Malaysia dan Filipina,” kata Iqbal.
“Oleh karenanya, kami meminta bemerintah untuk mencabut kenaikan harga BBM karena dilakukan saat harga minyak dunia makin murah,” ulas Iqbal.
Bahkan mereka juga mendesak DPR untuk secepatnya menggunakan hak interpelasi dan mendesak seluruh Gubernur se- Indonesia untuk merevisi nilai UMP/UMK akibat kenaikan harga BBM. (chan)