JAKARTA – Laskar Santri Nusantara (LSN) merasa terusik dengan pernyataan dari politisi PKS Fahri Hamzah, yang menghina calon presiden Joko Widodo dengan kata Sinting karena menjanjikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional. Oleh karena itu, LSN secara terbuka menuntut permintaan maaf dari Wasekjen PKS tersebut.
“Niat baik Jokowi untuk menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri nasional telah dinodai oleh tim sukses Prabowo-Hatta. Ini menandakan kedewasaan berpolitik Fahri Hamzah masih dipertanyakan atau masih dangkal,” ujar Ketua Dewan Koordinasi Nasional LSN M.Utomo, Kamis (3/7), di Jakarta.
Ditambahkannya, Joko Widodo yakin benar bahwa santri adalah kekuatan akar rumput di Indonesia, apalagi ketika memperjuangkan kemerdekaan. Maka dari itu, sudah semestinya santri tidak dipandang sebelah mata, dan sangatlah pantas jika tanggal 1 Muharam dijadikan Hari Santri Nasional.
“Penghinaan yang dikatakan Fahri Hamzah adalah penghinaan kepada jutaan santri, ulama dan khususnya pesantren di Indonesia,” serunya.
Mengetahui pernyataan Fahri Hamzah di akun twitternya pada 27 Juni 2014 tersebut, maka Dewan Koordinasi Nasional Laskar Santri Nusantara Bersama LSN Se-DKI Jakarta menyatakan tuntutannya.
Pertama, Farhri Hamzah harus meminta maaf kepada jutaan santri se-Indonesia karena telah menyakiti perjuangan yang sudah dilakukan oleh para santri dalam meraih kemerdekaan.
Kedua, meminta Bapak Prabowo-Hatta agar tidak tutup mata terhadap perilaku anti santri dari pernyataan Fahri Hamzah.
Ketiga, mengimbau kepada seluruh santri se-Indonesia untuk menarik dukungannya kepada Prabowo-Hatta, karena tim suksesnya telah menghina jutaan santri, ulama dan pesantren se-Indonesia.
Keempat, meminta kepada Bawaslu agar segera menindak tegas pernyataan Fahri Hamzah dan memberikan sanksi, kemudian meminta DPP PKS agar memberi efek jera kepada kadernya yang telah menodai kerukunan berbangsa dan bernegara.
