Kesra

BAZNAS Pamerkan Karya Mustahik di Eco Fashion Week Indonesia

Jakarta – Badan Amil Zakat Nasional  (Baznas) terus berperan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kiprah itu antara lain,  turut memamerkan tenun karya mustahik dari Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan batik karya mustahik dari Tuban, Jawa Timur, dalam “Eco Fashion Week Indonesia”, yang digelar di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta, 30 November hingga 2 Desember ini.

 

Tenun dan batik ini merupakan produk dari program pemberdayaan Zakat Community Development (ZCD) Baznas. “Kain batik dan tenun merupakan karya agung khas Indonesia yang mendunia. BAZNAS berharap, mustahik dapat turut berperan dalam pelestarian khasanah budaya ini,” kata Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru usai pembukaan pameran, Jumat (30/11) sore.

 

Randi mengatakan, dunia fashion saat ini tengah berkembang pesat. Keikutsertaan hasil kerajinan para mustahik atau penerima zakat ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan penghasilan para pengrajin.

 

Ditambahkan, pemberdayaan zakat yang dilakukan Baznas tidak hanya di daerah perkotaan saja, tapi juga mencapai pelosok-pelosok di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya. Program ZCD yang dikembangkan Baznas di Desa Mbuliloo, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur dilakukan karena desa tersebut memiliki potensi unggul di bidang fashion.

 

Namun, menurut Randi, masih banyak para pembuat tenun di Desa Mbuliloo yang hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga Baznas bersama komunitas Sahabat Pulau Indonesia menginisiasi program pemberdayaan. Dalam melakukan pemberdayaan produk fashion tersebut, Baznas turut mendukung upaya perlindungan alam sesuai konsep Zakat on SDGs (Sustainable Development Goals).

 

Selama beberapa bulan, Baznas melakukan pembinaan pengrajin tenun dengan melatih penggunaan warna alam, benang khusus, dan tema khusus sesuai permintaan konsumen yang sedikit dimodifikasi lebih trendi.

 

“Hasil karya para mustahik dari pelatihan itu ditampilkan di acara ini, produk-produknya menggunakan pewarna alam dan fashion berbasis alam atau ecofashion,” katanya.

 

Disela pameran juga digelar talkshow dengan menghadirkan pembicara antara lain  pengusaha Hj. Dewi Motik Pramono. Ia berharap, para perajin yang telah dibantu oleh Baznas bisa menjadi pengusaha yang sukses, sehingga mampu berubah dari mustahik menjadi muzakki. “Dalam berusaha harus ulet, pantang menyerah sehingga ada perubahan, dari tangan dibawah menjadi tangan diatas,” ujar pengusaha wanita berusia 69 tahun ini. (KS)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top