
JAKARTA – DPD RI segera menindaklanjuti kasus gizi buruk dan berbagai permasalahan pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan mengoptimalkan berbagai sektor produksi pangan dan melakukan koordinasi bersama pemerintah daerah di NTT, pemerintah pusat, dan pihak-pihak terkait.
Hal tersebut disampaikan anggota Komite II DPD RI Ibrahim Agustinus Medah, dalam diskusi Dialog Kenegaraan yang bertema “Masalah Pangan di Indonesia Timur, di Tengah Hiruk Pikuk Elit Politik”, di lobi Gedung DPD RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/6).
Menurut Ibrahim, permasalahan rawan pangan dan gizi buruk di NTT telah menjadi masalah yang berkepanjangan dan tidak pernah berakhir karena saat ini solusi-solusi hanya berupa gerakan-gerakan jangka pendek dan tanpa diimbangi dengan program jangka panjang yang berkesinambungan. “
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan pangan di NTT tersebut, diperlukan peranan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah daerah, masyarakat, dan terutama pemerintah,” ucap senator dari NTT ini.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Ibrahim A Medah akan melakukan koordinasi dengan Komite II untuk menindaklanjuti permasalahan di NTT tersebut. Dengan menggunakan data hasil kunjungan Komite II ke NTT beberapa waktu yang lalu, Komite II akan segera mengambil tindakan sebagai salah satu langkah penyelesaian masalah pangan di NTT.
Hal terdekat yang rencananya akan dilakukan adalah dengan mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan pemerintahan daerah di NTT dan bersama Pemerintah yang mengurusi permasalahan pangan.
Hal tersebut dilakukan untuk dapat menemukan solusi permasalahan pangan di NTT, dimana menurut Ibrahim, banyak potensi yang bisa dikelola sebagai solusi atas pemasalahan tersebut.
Salah satunya adalah pemanfaatan lahan tidur yang sangat luas di NTT. Lahan tersebut dapat dikelola sebagai sektor produksi pangan dan dapat digunakan sebagai sektor pendapatan di NTT.
DPD RI juga akan memberikan pertimbangan berupa subsidi pupuk dan benih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat NTT terkait produksi sektor pangan. Sistem distribusi obat dan nutrisi serta pembangunan pos kesehatan juga dianggap penting untuk dilakukan sebagai solusi permasalahan gizi buruk di NTT.
Senada dengan Ibrahim, Agustinus Tamo Mbapa, Aktivis asal NTT, juga mengatakan bahwa diperlukan peranan semua elemen masyarakat dan kepedulian pemerintah setempat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pangan di NTT. (chan)