JAKARTA – Sudah diperkirakan dari semula bahwa senator asal Sumbar, Irman Gusman bakal terpilih kembali menjadi Ketua DPD RI periode 2014-2019. Hal tersebut terbukti, dalam Sidang Paripurna DPD pemilihan pimpinan DPD, Kamis lalu, Irman terpilih kembali menjadi Ketua DPD untuk kedua kalinya.
Dalam pemilihan Pimpinan DPD tersebut, Irman Gusman bersaing dengan 7 calon lainnya. Khusus untuk wilayah barat, Irman bersaing dengan Intsiawati Ayus (Riau). Dalam pemilihan calon pimpinan untuk wilayah barat, Intsiawati Ayus tidak mampu mengimbangi perolehan suara Irman Gusman dengan meraih 90 suara. Sedangkan Intsiawati Ayus hanya mendapat 22 suara.
Kemudian dalam pemilihan untuk memperebutkan kursi RI 7, Irman masih unggul dalam perolehan suara, yaitu 54 suara yang disusul Farouk Muhammad (wilayah timur/NTB) 38 suara dan Ratu Hemas (wilayah tengah) 32 suara.
Karena perolehan suara Irman tidak mencapai 50 persen plus satu maka dilakukan pemilihan dua calon, antara Irman Gusman dan Faroek Muhammad. Pada pemilihan putaran terakhir tersebut, Irman Gusman tetap unggul dari Farouk dengan selisih 13 suara. Irman mendapat 66 suara dan Faroek 53 suara.
Irman Gusman menjadi anggota DPD sejak lembaga negara tersebut terbentuk berdasarkan amandemen UUD 1945, hasil Pemilu 2004. Pada periode pertama (2004-2009) Irman sudah mendapat kepercayaan sebagai Wakil Ketua DPD. Waktu itu yang menjadi ketua Ginandjar Kartasasmita.
Kemudian pada periode kedua (2009-2004), Irman Gusman terpilih menjadi Ketua DPD RI dengan wakil Laode Ida dan KGR Hemas. Karena kesuksesan Irman Gusman yang membawa “perahu” DPD selama 5 tahun, maka sebagian besar anggota DPD memilih dia lagi untuk menjadi Ketua DPD.
Bagi Irman Gusman, dunia politik baginya bukanlah hal yang baru. Karena sebelum menjadi anggota DPD, dia sudah dipercaya menjadi anggota MPR utusan daerah Sumbar hasil Pemilu 1999.
Melihat prestasi dan kredibiltas Irman Gusman Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menawarkan Irman untuk mengikuti Konvensi Calon Presiden yang diadakan Partai Demokrat.
Melalui jargon “Maju Indonesiaku!” Irman Gusman berkontribusi memberikan gagasan kebangsaannya di dalam Konvensi Capres Partai Demokrat. Konsistensi dalam memperjuangkan rakyat, karir politik yang bersih, serta kecerdasan dan pengalamannya, menjadi modal potensial bagi Irman untuk meningkatkan peran sertanya dalam memperbaiki dan membangun bangsa sebagai Calon Presiden Republik Indonesia.
Dalam perjalanan karir politiknya, Irman Gusman dikenal sebagai salah seorang penggagas sistem politik dua kamar (bikameral) dalam parlemen Indonesia. Selain itu ia juga menjadi salah satu pejuang perubahan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, dimana presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, pembatasan masa jabatan presiden hanya dua periode, lahirnya Mahkamah Konstitusi serta Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI).
Sebagai bentuk penghargaan dari konsistensi Irman Gusman di jalur politik dalam memperjuangkan keutuhan NKRI, pada Maret 2013 Irman Gusman diangkat sebagai keluarga kehormatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam rangkaian HUT ke-61 Kopassus. Penghargaan ini termasuk langka untuk kalangan sipil karena penghargaan tersebut biasanya diberikan dengan kriteria yang ketat.
Irman Gusman lahir di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962 sebagai anak kedua dari 14 bersaudara buah perkawinan pasangan Drs. H. Gusman Gaus dan Hj. Janimar Kamili. Kedua orangtuanya berasal dari rumpun keluarga Suku Sikumbang dan Suku Pisang dari Nagari Guguk Tabek Sarojo.
Setelah menamatkan pendidikan SMA di Padang, Irman Gusman memilih untuk mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Irman juga menjadi salah satu dari lima anggota BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) FE UKI dari angkatan 1979.
Setelah lulus FE UKI, Irman meneruskan studi S2nya ke Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat dengan program MBA dan konsentrasi marketing.
Selain belajar, Irman juga aktif mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta hingga akhirnya pada tahun 1981 Irman mengikuti Latihan Kepemimpinan Dasar yang diadakan HMI Cabang Jakarta dan menjadi kader HMI.
Lulus dan mendapatkan gelar Master of Business Administrastion (MBA), ia kembali ke kampung halaman untuk mengurus perusahaan kayu milik keluarga bernama PT Khage Lestari Timber yang saat itu dalam keadaan terlilit hutang. Berkat kemampuan dan intelektualitasnya, ia berhasil mengembalikan posisi keuangan perusahaan menjadi positif dan perusahaan dapat mengekspor produk-produknya ke luar negeri.
Di samping itu, Irman juga pendiri sekaligus Komisaris Utama di Padang Industrial Park (sebuah kawasan industri yang didirikan di atas lahan seluas 200 hektar). Irman juga menjadi Direktur PT Prizako Prakarsa sebuah perusahan yang bergerak sebagai penyuplai keperluan kontraktor perminyakan.
Irman mengakhir masa lajangnya 14 Juni 1992 dengan menikahi gadis pujaan hatinya yaitu Liestyana Rizal, gadis dari keluarga asal Sungai Batang, Maninjau. Dari pernikahannya ini, Irman dan Lies dikaruniai tiga orang anak: Irviandari Alestya Gusman (1993), Irviandra Fathan Gusman (1995), Irvianjani Audreya Gusman (2002). (chan)