www.domainesia.com
HeadLinePolhukam

Din Syamsuddin: Pilpres Telah Membuat Bangsa Ini Terbelah

×

Din Syamsuddin: Pilpres Telah Membuat Bangsa Ini Terbelah

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama Wakil Ketua MPR Achmad Dimyati Natakusumah dan pengamat hukum tata negara Irman Putrasidin dalam diskusi ‘Peta Damai Pasca Pilpres 2004′ di gedung MPR, Senin (14/7/2014). Foto dardul
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama Wakil Ketua MPR Achmad Dimyati Natakusumah dan pengamat hukum tata negara Irman Putrasidin dalam diskusi ‘Peta Damai Pasca Pilpres 2004′ di gedung MPR, Senin (14/7/2014). Foto dardul
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama Wakil Ketua MPR Achmad Dimyati Natakusumah dan pengamat hukum tata negara Irman Putrasidin dalam diskusi ‘Peta Damai Pasca Pilpres 2004′ di gedung MPR, Senin (14/7/2014). Foto dardul

JAKARTA- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendorong kedua capres segera bertemu guna meredam panasnya situasi pasca pilpres. Din menyatakan siap memfasilitas pertemuan tersebut.

“Saya sudah kirim melalui layanan pendek (SMS) kepada dua capres tersebut, baik Pak Jokowi maupun Prabowo. Namun hingga kini belum ada jawaban dari keduanya,” kata Din Syamsuddin dalam diskusi “Peta Damai Pasca Pilpres”, bersama Wakil Ketua MPR, Dimyati Natakusuma dan pakar hukum tatanegara Irma Putrasidin, di gedung MPR, Senin (14/07/2014).

Soal tempat pertemuan, Din menawarkan di Gedung PP Muhammadiyah atau di rumahnya. “Soal tempat ini mnyesuaikan, yang penting kesediaan mereka bertemu,” kata Din.

Menurut Din, pemilu merupakan cara beradab menyelesaikan bangsa ini, bukan cara biadab. Karena itu jangan sampai menimbulkan ketidakberesan. Initnya, jangan sampai membuat perpecahan bangsa Indonesia.

“Memang kenyataannya, pilpres telah menambah bangsa ini terbelah, termasuk ulama, tokoh ormas, mantan jenderal, seniman, media dan budayawan,” kata Din dengan nada risau.

Diakui Din, pilpres kali ini yang hanya menampilkan dua calon, sehingga politik yang muncul itu saling menegasikan. Sehingga yang muncul itu, adalah black campaign. Bahkan malah issu keagamaan jadi alat serang.

Namun Din mengingatkan semua pihak agar menahan diri dan menunggu hasil penghitungan resmi  KPU. Bahkan pemerintah diingatkan jangan terlalu cepat mengeluarkan dekrit. “Karena dekrit presiden bukan jalan terbaik dalam peta  damai. Tapi lebih banyak menimbulkan kemudharatan,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Ahmad Dimyati Natakusuma meminta semua pihak bisa menahan diri dan tidak boleh saling mengklaim menang. “Jadi hanya KPU yang boleh mengumumkan secara resmi hasil pilpres. Tak boleh ada yang katakan sayalah yang menang,” tegasnya.

Oleh Karena itu, kata Dimyati, apapun hasilnya yang diumumkan KPU, maka harus bisa diterima oleh semua pihak. “Kalaupun ada hal-hal yang tak sesuai, ada ranah hukum yang bisa ditempuh, yakni ke Mahkamah Konstitusi (MK). Nah, dari situ akan diputuskan hasilnya,’ ungkapnya.

Yang jelas, kata Dimyati, MPR berharap agar Indonesia bisa damai. Karena tugas MPR memang menjaga keutuhan NKRI. “Kita tetap menjaga agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang kuat, jaya dan tidak tercerai berai,” pungkasnya. (chan/mun)