JAKARTA – Wakil ketua MPR Hajriyanto Yasin Thohari menilai, bangsa ini sudah terbiasa untuk menggantungkan persoalan besar yang sudah selesai, kemudian diangkat kembali karena ada kepentingan politik.
Salah satu yang menyedot perhatian adalah bocornya surat pemecatan Prabowo yang dikeluarkan oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP), diduga terkait dengan kasus penculikan para aktivis tahun 1998.
“Saya perhatikan banyak kasus yang menimpa mantan-mantan presiden Indonesia, seperti kasus mantan presiden Soekarno yang dicabut kekuasaannya karena peristiwa tahun 1965, sampai Soekarno wafat, kasusnya digantung saja,” ujar Hajriyanto kepada wartawan di Gedung DPR, akhir pekan lalu.
Politisi partai Golkar tersebut lalu mencontohkan mantan presiden Soeharto yang sempat diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional, namun sampai saat ini juga digantung, termasuk kasus-kasus korupsi para pejabat dan mantan kroni-kroninya.
“Kasus penculikan aktivis dulu sempat dikatakan telah selesai. Tetapi ketika ada calon presiden mantan militer yang akan maju, kasus itu kembali diangkat. Jadi, ini sudah menjadi komoditas politik,” tegasnya.
Hajriyanto mengharapkan agar ke depan, kasus-kasus yang lama tidak perlu diangkat atau dijadikan komoditas politik untuk saling serang dan menghantam lawan.
“Sekarang ini kan tahun pilpres dan tahun politik, jadi masyarakat jangan dibuat galau, dengan penjelasan yang tidak benar dan tidak bermanfaat,” pungkasnya.