PARLEMENTARIA.COM – Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan menggunakan data Badan Pusat Statistik sebelum melakukan impor jagung pakan ternak.
Demikian respon tertulis Ketua DPR, Jumat (9/11/2018), terkait keputusan Kementerian Pertanian (Kementan) akan adanya impor jagung untuk pakan ternak sebanyak 50.000-100.000 ton pada akhir tahun 2018 ini dari Argentina dan Brasil.
“Sebelum merealisasikan impor jagung pakan ternak itu, saya meminta menggunakan data BPS tentang stok jagung yang ada. Sehingga jika impor dilakukan tidak merugikan petani jagung,” tulis Bamsoet, begitu dia akrab disapa.
Karena menurut Bamsoet, berdasarkan data Kementan sebelumnya bahwa Indonesia masih surplus jagung sebesar 12,98 juta ton pipilan kering (PK) pada 2018, bahkan dapat mengekspor jagung ke Filipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton. “Saya minta semua instansi terkait lainnya mengacu pada data BPS,” terang Bamsoet.
Untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, dia juga meminta Kementan dan Kemendag berkoordinasi dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dalam menentukan kebutuhan jagung untuk produksi pakan ternak.
Dia juga meminta Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementan untuk melakukan inovasi terhadap campuran pakan ternak selain jagung, mengingat banyak hasil pertanian lain yang dapat dimanfaatkan.
Bamsoet juga meminta Kementan untuk melakukan kajian bahwa wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah tanam jagung yang baik kualitasnya, dan pada umumnya setiap tanah yang ada di NTT dapat ditanam jagung sebagai produk unggulan daerah NTT, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
“Saya mendorong pemerintah membuat kebijakan dan dukungan terhadap pengembangan serta upaya menjadikan NTT sebagai sentra produk jagung, dengan memberikan kemudahan untuk mendapat bibit unggul dan pupuk,” saran Bamsoet.
Kemudian Bamsoet juga meminta pemerintah untuk menjaga kestabilan harga pasaran sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 58 tahun 2018 yang menetapkan harga jagung Rp. 4000 per kg di tingkat pabrik.
“Agar masyarakat tidak resah, terutama terhadap pakan ternak yang berimplikasi terhadap harga telur dan daging ayam. Mengingat salah satu keputusan impor akibat dari banyaknya keluhan peternak terhadap harga jagung yang terus naik. Saat ini dapat mencapai hingga Rp5.300 per kilogram dan stok yang minim di pasar,” jelas Bamsoet. chan)