PARLEMENTARIA.COM – Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno menyatakan bahwa isu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jangan dibuat berlarut-larut. Ia meminta agar masyarakat mengawal upaya-upaya pemerintah dalam rangka mengembalikan nilai tukar rupiah dan memperkuat daya saing.
Legislator PDI-Perjuangan ini menyampaikan, pelemahan nilai tukar rupiah ini diindikasikan akan berlangsung hingga pertengahan 2019 nanti. Maka, ia menekankan kepada masyarakat dan para pelaku usaha agar dapat bekerja sama memanfaatkan pelemahan rupiah ini untuk memperbaiki daya saing Indonesia.
“Memang kalau kita lihat ada dugaan pelemahan rupiah ini akan berlangsung sampai pertengahan tahun 2019. Tetapi sebenarnya sejarah rupiah melemah bukan hal yang baru. Sejarah Indonesia merdeka itu hampir identik dengan sejarah pelemahan rupiah,” ujarnya pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan civitas akademika Universitas Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (18/10/2018).
Selanjutnya, Hendrawan menambahkan bahwa saat ini diharapkan para pelaku usaha dapat memanfaatkan segala peluang sekecil apapun untuk menjaga daya saing Indonesia di pasar Internasional. Ia menjelaskan bahwa untuk me-rebound nilai tukar rupiah itu memang membutuhkan tenaga yang besar dan waktu yang lebih lama. Akan tetapi, ia tidak menampik bahwa Indonesia akan dapat melakukannya pada suatu hari nanti.
“Jangan sampai pelemahan rupiah yang seharusnya membuat produk-produk kita memiliki daya saing di pasar internasional tidak bisa kita manfaatkan seperti itu. Nah tentu untuk perencanaan jangka panjang memang kita harus membangun daya saing nasional yang kuat agar rupiah tidak melemah lagi, menguat. Tapi itu nanti prosesnya panjang,” tukasnya.
Diketahui, langkah-langkah pemerintah dalam mengembalikan nilai tukar rupiah disebut Hendrawan meliputi menaikkan suku bunga dalam negeri, memberikan insentif terhadap devisa hasil ekspor, memberikan sinyal bahwa kredit masih ekspansif, kemudian anggaran belanja negara diperkuat dan defisitnya diperkecil, dan mengurangi transaksi berjalan.
“Tidak perlu takut masyarakat Indonesia dengan fenomena tersebut, itu sebabnya Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa kalau sudah di atas Rp 15 ribu memang kita akan mengalami kiamat? Kan tidak. Orang dari dulu juga terus naik kok,” pungkas legislator dapil Jawa Tengah itu. (dpr/chan)