www.domainesia.com
HeadLinePengawasan

Irman Gusman: Liberalisasi Ekonomi Telah Ambrukan Industri Dalam Negeri

×

Irman Gusman: Liberalisasi Ekonomi Telah Ambrukan Industri Dalam Negeri

Sebarkan artikel ini
Ketua DPD RI Irman Gusman saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2014 dengan tema "Menutup Tahun Politik Mengawali Konsolidasi Nasional", di Gedung DPD RI, Komplek Parlemen Senayan, Senin (22/12). Foto dardul
Ketua DPD RI Irman Gusman saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2014 dengan tema  "Menutup Tahun Politik Mengawali Konsolidasi Nasional", di Gedung DPD RI, Komplek Parlemen  Senayan, Senin (22/12). Foto dardul
Ketua DPD RI Irman Gusman saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2014 dengan tema
“Menutup Tahun Politik Mengawali Konsolidasi Nasional”, di Gedung DPD RI, Komplek Parlemen
Senayan, Senin (22/12). Foto dardul

JAKARTA – Selama 10 tahun terakhir ini telah terjadi keberhasilan ekonomi yang sifatnya kurang berkualitas karena pemerintah berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan namun menimbulkan permasalahan baru, yaitu kesenjangan pendapatan maupun wilayah.

“Pemberlakuan liberalisasi ekonomi dengan persiapan yang kurang optimal membuat ekonomi Indonesia mengalami begitu banyak masalah, seperti ambruknya industri dalam negeri karena kalah bersaing dengan produk asing. Indonesia makin bersikap hands off (lepas tangan) dengan menyerahkan banyak hal kepada pasar,” kata Ketua DPD RI Irman Gusman.

Hal tersebut dikatakan Irman Gusman saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2014 dengan tema “Menutup Tahun Politik Mengawali Konsolidasi Nasional”, di Gedung DPD RI, Komplek Parlemen Senayan, Senin (22/12).

Menurut Irman, pertumbuhan ekonomi tahun 2014 ini diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 5,1 persen, yang berarti terendah selama 10 tahun terakhir ini. Kecuali saat krisis global tahun 2009 yang tumbuh 4,6 persen.

“Pilihan kebijakan fiskal yang kontraktif ditambah dengan kebijakan moneter yang relatif ketat ikut berkontribusi pada perlambatan ekonomi tahun ini,” kata senator asal Ranah Minang itu.

DPD menggarisbawahi perlunya peningkatan akses ekonomi rakyat kecil melalui berbagai program pembiayaan dari pemerintah, akses kepada perbankan, reformasi agraria, jaminan terhadap pemasaran maupun pembiayaan bagi nelayan dan sebagainya.

“Ini harus dilakukan untuk memangkas kesenjangan antar kelas sosial, dimana koefisien gini kita sudah mencapai 0,41 persen. Ini angka yang sangat memprihatinkan dan rentan terhadap gejolak sosial,” ujar Irman Gusman. (chan)