JAKARTA – Dua senator Amerika Serikat,John McCain dan Sheldon Whitehouse berkunjung ke MPR, Senin (11/8/2014). Mereka diterima Ketua MPR RI Sidarto Danusbroto dan para Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y.Thohari, Melani Leimena Suharli, Ahmad Farhan Hamid dan Dimyati Natakusumah.
Kepada pimpinan MPR, McCain mengungkapkan bahwa dunia termasuk pemerintah Amerika Serikat sangat menaruh perhatian dengan penyelenggaraan Pilpres di Indonesia. Menurutnya, Pilpres di Indonesia adalah free election dan sangat demokratis.
Ada pertanyaan yang diajukan McCain terkait pilpres 2014. McCain melihat bahwa Presiden terpilih hasil rekapitulasi suara nasional KPU Joko Widodo tidak didukung banyak partai. Artinya, Presiden apakah Presiden terpilih nanti akan mendapatkan banyak hambatan di parlemen.
Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto menjawab pertanyaan McCain berharap agar dalam perjalanan pemerintahan Joko Widodo jika telah ditetapkan sebagai Presiden tidak mendapatkan banyak hambatan dari parlemen.
Saya berharap besar dan saya percaya, tidak banyak hambatan dari parlemen dalam masa pemerintahan Presiden terpilih,” ujarnya.
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa aroma koalisi gemuk atau kurus tidak akan menjadi masalah dalam masa pemerintahan Presiden terpilih.
Indonesia telah masuk dalam tahap demokrasi yang baik dengan penyelenggaraan pileg dan pilpres yang sangat transparan dan baik. Saya rasa demi kepentingan yang lebih besar yakni kepentingan bangsa dan negara, semua pasti akan mendukung pemerintahan Presiden terpilih. Intinya semuanya berdasarkan kepentingan rakyat tandasnya.
McCain berharap agar kerjasama antara Indonesia dan Amerika Setikat akan tetap berjalan baik dari segala bidang.
Selain membahas isu nasional, Senator John McCain serta Senator Sheldon Whitehouse juga membahas isu global yang sedang hangat-hangatnya antara lain soal munculnya ISIS. McCain menegaskan kepada Pimpinan MPR RI bahwa pemerintah dan publik Amerika Serikat sangat mengkhawatirkan keberadaan dan sepak terjang ISIS.
Kami sangat khawatir dengan banyaknya orang dari negara-negara lain yang bergabung dengan ISIS dan melakukan aksi terorisme seperti bom bunuh diri. Kami sinyalir ada juga dari warga AS yang juga pergi, dan kami khawatir ketika mereka kembali pulang ke AS, mereka akan melakukan aksi terorisme seperti bom bunuh diri,” ujarnya.
Sidarto Danusubroto menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan apalagi aksi terorisme adalah aksi kekerasan yang harus diberantas. Soal ISIS, Sidarto menjelaskan bahwa ISIS sudah ditetapkan sebagai organisasi berbahaya dan Polri sudah bergerak dan akan melakukan tindakan tegas jika ada potensi kekerasan dari ISIS di Indonesia.(chan)
