PARLEMENTARIA.COM – Identifikasi awal, delapan penumpang Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang mengalami kecelakaan, Senin (29/10) pagi, merupakan orang Minangkabau. Sampai sekarang, nasib ke delapannya bersama ratusan penumpang lainnya belum dipastikan. Keluarga korban harap-harap cemas menanti kepastian.
Data yang dirangkum Haluan dari berbagai sumber, delapan orang Minang yang menjadi korban berasal dari berbagai daerah dan latar belakang profesi berbeda. Rinciannya, Hasnawati, perempuan yang merupakan hakim Pengadilan Pangkal Pinang, lahir di Bukittinggi tahun 1961 silam dan merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Andalas (FHUA). Diketahui, sebelum berdinasi di Pangkal Pinang, Hasnawati juga pernah ditempatkan di Padang, Payakumbuh, Jawa Timur dan Bekasi.
Korban kedua, Rijal Mahdi yang juga berprofesi sebagai hakim di Pengadilan Tinggi Agama Bangka Belitung. Rijal adalah lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol tahun 1984. Sebelum pindah tugas tahun 2016 ke Bangka Belitung, Rijal pernah menjadi hakim di Pengadilan Agama Sijunjung, Pengadilan Agama Payakumbuh dan Pengadilan Agama Pariaman.
Di kampungnya, Jorong Sonsang, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Rijal Mahdi yang sudah berusia 60 tahun merupakan tokoh adat dan bergelar Datuak Sampono Maharajo. Rijal merupakan orang baik. Dia menjadi tempat bertanya oleh orang kampung, sekaligus dianggap sebagai putera terbaik Jorong Sonsang. Kabar Rijal yang hilang bersama pesawat Lion menyentakkan banyak orang.
Di manifest penumpang, tertera juga nama Rivandi Pranata, pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bangka merupakan warga Jalan Cangkeh, RT II/RW V Kelurahan Cangkeh, Kecamatan Lubuk Bagaluang, Kota Padang. Rivandi merupakan alumni SMA Negeri 10 Padang, dan baru saja dipromosikan ke Bangka Belitung. Ironisnya, Rivandi diketahui akan menikah pada Januari mendatang.
Selanjutnya, Tami Julian, karyawan Telkomsel Bangka Belitung tersebut berasal dari Jorong Aia Randah, Nagari Gaduik, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota dan pernah menuntut ilmu di Fisip Unand. Tak hanya Julian korban yang berasal dari Limapuluh Kota, satu lagi, Fauzan Azima, asal Danguang-Danguang. Satu lagi korban dari kalangan penumpang bernama Reo Yomitro, yang berasal dari Paninggahan, Kabupaten Solok.
Dua pramugari
Selain enam penumpang, ada dua pramugari asal Sumbar yang menjadi korban. Shintia Melina (25) merupakan supervise pramugari yang beralamat di Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Hingga saat ini, pihak keluarga masih menunggu kepastian terkait kondisi Shintia yang sudah tujuh tahun bergabung dengan maskapai Lion Air. Pramugari lainnya, Mery Yulyanda berasal dari Nagari Tanjuang, Kecamatan Sungayang, Tanah Datar. (haluan/chan)