PARLEMENTARIA.COM – Ketua MPR Zulkifli Hasan melantik atau mengambil sumpah jabatan sembilan anggota MPR Penganti Antar Waktu (PAW), di Ruang Delegasi, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Kesembilan anggota MPR yang dilantik itu adalah M. Irwan Zulfikar dan Muhammad Hanafi dari Fraksi PAN, Salomo Parlindungan Hutabarat, Sumarjati Arjoso, Ahmad Yudhi Wahyuni, Faisal M. Saragih, dan Steven Abraham, dari Fraksi Partai Gerindra, Nova Riyanti Yusuf dari Fraksi Demokrat, dan Lena Maryana dari Fraksi PPP.
Kepada mereka yang dilantik, Zulkifli menyampaikan visi MPR adalah menjadi rumah kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila, dan kedaulatan rakyat. Dengan demikian kata Zulkifli, anggota MPR harus senantiasa berperan aktif mengajak bersinergi bersama seluruh komponen bangsa dalam memperkokoh ideologi bangsa, mewujudkan kedaulatan rakyat, menegakan demokrasi konstitusional
”
MPR merupakan lembaga perwakilan yang mengemban aspirasi rakyat dan daerah. Sebagai lembaga yang merepresentasikan keterwakilan rakyat dan daerah, idealnya dapat menjalankan perannya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan nernegara yang senantiasa mengedepankan nilai-nilai luhur bangsa,” jelas Zulkifli.
Karena itu kata Zulkifli, menjadi kewajiban bagi anggota MPR, wakil rakyat dan daerah, untuk mencurahkan seluruh perhatiannya mengawal agar bangsa yang beragam ini tetap damai dalam keberagaman, tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur bangsa dalam era globalisasi dan arus media massa yang mengalir begitu cepat, serta senantiasa berjuang untuk mewujudkan tercapainya tujuan bangsa sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan juga berpesan bahwa di tahun politik ini tensi di masyarakat meningkat. Untuk itu tugas sebagai anggota MPR diharap seperti apa yang selama ini dilakukan oleh MPR, yakni melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal IKa.
“Sebagai anggota MPR tugas kita adalah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa apalagi di tahun politik”, ujarnya.
Bagi Zulkifli Hasan, soal calon presiden boleh beda, soal partai politik tak sama, agama, bahasa, dan suku pun beragam, tapi semua tetap mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. “Pilihan politik boleh berbeda tetapi merah putih tetap sama”, tegasnya.
Diharapkan dalam Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif, kompetisi yang terjadi seperti ‘friendly match’ (pertandingan persahabatan). “Yang kita hadapi teman dan sahabat sendiri bukan orang lain”, paparnya. (chan)