Polhukam

Hadapi Pemilu 2019, KPPG Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Golkar

PARLEMENTARIA.COM– Calon legislatif (caleg) pemilihan umum (pemilu) harus memahami peta Daerah Pemilihan (Dapil) meliputi total suara, partisipasi pemilih, jumlah kandidat dan kekuatan masing-masing kandidat.

Hal itu dikatakan Direktur Cyrus, Kadek Dwita Apriani saat menjadi nara sumber pada konsolidasi nasional fungsionaris perempuan Partai Golkar yang digelar Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Aula DPP Partai Golkar Slipi, Jakarta Barat, Rabu (9/5).

Konsolidasi mengangkat tema ‘Strategi Efektif dan Cerdas Menjadi Pemenang’. Kadek menyampaikan materi berjudul ‘Langkah Cerdas Caleg Perempuan dalam Meningkatkan Elektabilitas’.

Selain itu, kata Kadek, dalam kampanye, caleg harus memahami isu di Dapil itu. Ada dua hal penting dalam penguasaan isu, yaitu isu populer dan konsistensi mengangkat sebuah isu.

Isu populer di Dapil dapat diperoleh dari pemetaan. Isu itu tak harus besar, yang penting mengena dalam hidup keseharian masyarakat. Akan lebih ideal jika isu itu disesuaikan dengan kiprah aktivitas caleg selama ini sehingga caleg menguasai masalah. “Caleg perlu menunjukkan konsistensinya terhadap isu sentral kampanye yang diangkat,” lanjut Kadek.

Disarankan Kadek, saat masa kampanye caleg membuat program nyata dengan memaksimalkan potensi sosial ekonomi yang ada di Dapil itu, seperti pelatihan keterampilan, pemberdayaan usaha mikro dan rumah baca. “Program nyata ini kalau bisa merupakan solusi dari isu yang diangkat di kampanye.”

Hamdi Muluk yang juga nara sumber acara KPPG itu mengingatkan, tantangan perempuan yang terjun ke politik sangat berat. Selain anggapan bahwa politik adalah wilayah laki-laki, perempuan politik juga harus mampu meyakinkan keputusan terjun ke politik kepada keluarganya.

Dikatakan, di dunia manapun, politik itu bias patriarki. Ini tantangan yang harus disadari perempuan. Masyarakat sulit menerima perempuan masuk politik. Ada kesan, perempuan itu mengurus domestik rumah tangga saja.

Ada konstruksi di masyarakat, jika perempuan masuk politik yang kehilangan keperempuanannya. “Kalau ada perempuan di politik, politisi laki-laki merasa tersaingi,” kata Hamdi yang membawakan ‘Persiapan Mental Caleg Perempuan dalam Menghadapi Pemilu 2019’.

Hamdi yang Psikolog Politik Universitas Indonesia itu mengatakan, persiapan mental perempuan sebelum terjun ke politik adalah mampu mengurusi urusan domestik. “Harus konsolidasi internal keluarga dulu. Beresin dulu urusan domestik (keluarga),” kata dia.

Menurut Hamdi, untuk masuk ke politik, perempuan harus membekali diri dengan berbagai pengetahuan. Dengan begitu, muncul rasa percaya diri. Perempuan yang mau masuk politik harus confidence (percaya diri) tinggi.

“Anda bisa ini kalau kompeten. Untuk itu, Anda harus belajar untuk kompeten. Paham politik, hukum dan seluk-beluk kebijakan. Kalau tidak kompeten, pasti tidak confidence.”

Hamdi juga berpesan agar dalam kampanye para caleg perempuan jangan hanya mengangkat isu-isu perempuan. Dia menyarankan untuk menangkat isu-isu lain seperti masalah buruh. “Cari isu strategis, kemas secara artikulatif. Ini strategi branding,” kata Hamdi.

Ketua Umum PP KPPG, Hetifah Sjaifudian dalam sambutan mengatakan, acara konsolidasi ini dalam rangka memenangkan Pemilu 2019. Untuk memenangkan perempuan Golkar, KPPG membentuk Lembaga Pendampingan dan Pemenangan Pemilu sebagai tempat konsultasi caleg-caleg perempuan Golkar.

Sementara itu, Sekjen PP KPPG, Tetty Kadi Bawono saat penutupan acara ini mengatakan bahwa konsolidasi semacam ini akan terus digiatkan. Menurutnya, caleg-caleg perempuan Golkar akan dibekali berbagai berbagai hal untuk mendukung pemenangannya di Pemilu. (art)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top