Ekonomi

Untuk Dapatkan Sertifikat Laik Terbang, N219 Butuh Dukungan Dana

PARLEMENTARIA.COM– Untuk mendapatkan sertifikat layak terbang tahun depan, proyek pesawat perintis N219 Nurtanio yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (DI) butuh dukungan anggaran untuk menjalani uji terbang.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Herman Khaeron, mengatakan, setelah mendapat sertifikat laik terbang, pesawat buatan putra bangsa ini siap dipasarkan.

“Kami sepakat kekurangan anggaran tersebut dibahas dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Perubahan tahun depan,” ungkap politisi senior Partai Demokrat tersebut dalam keterangannya yang diterima Parlementaria.com, Minggu (24/12).

Namun, jelas wakil rakyat dari Dapil Jawa Barat ini, kekurangan dana itu diusahakan dulu dari anggaran lain. “Kami berterima kasih kepada eksekutif, sehingga penyelesaian Project N219 tidak lagi terkendala karena anggaran,” kata Herman Khaeron.

Dia mengingatkan, pesawat N219 merupakan karya anak bangsa yang harus mendapatkan semua pihak dan jangan hanya terhenti sebatas proyek riset.

Untuk itu, menurut dia, proyek tersebut harus sampai kepada produksi komersialnya dan yang akan bertanggung jawab akan komersialisasi pesawat anak negeri tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia (DI).

Dikatakan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia wajib punya industri kedirgantaraan karena sebagai negara kepulauan yang banyak jumlahnya, angkutan udara dapat menghubungkan antarpulau dengan cara yang lebih cepat, efisien dan efektif.

“Kalau Indonesia tidak memiliki pabrik pesawat, ke depan bangsa ini hanya akan menjadi pasar bagi negara lain. Karena itu, DPR RI mendukung penuh industri dirgantara ini. Saya yakin kemampuan PT DI berinovasi dan melahirkan karya-karya yang lebih baik dan hebat.”

Untuk itu, kata Herman, tidak hanya Komisi VII tetapi DPR bersama-sama pemerintah harus memulai kesepakatan ke depan agar industri strategis ini dapat terus didorong dan didukung kapablitas fiskal yang memadai agar bisa melakukan akselerasi di bidang kedirgantaraan.

Sebelumnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mendorong penjualan pesawat buatan dalam negeri N219 dengan meminta instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut.

“Kita dukung industri dalam negeri, ini penting sekali untuk masa depan Indonesia. Karena itu, Pemerintah mendukung penuh ini, apakah itu TNI AD, AL, AU, Polisi, pesan ke sini (PT DI),” kata Zulkifli dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, beberapa hari lalu.

Dikatakan, pesawat N219 bisa digunakan untuk penerbangan jarak dekat seperti Bandung-Jakarta atau Bandung-Semarang. Biaya yang dikeluarkan bila menggunakan Pesawat N219 (jenis turboprop) lebih murah dibandingkan menggunakan pesawat jet.

N219 merupakan pesawat buatan PT DI bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan). Pesawat itu diberi nama sesuai dengan pahlawan Indonesia, yakni Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.

Pesawat Nurtanio dirancang untuk terbang ke daerah terpencil dengan landasan udara pendek. Pesaway ini berkapasitas 19 penumpang dengan total muatan 2,3 ton.

Pesawat itu digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 masing-masing bertenaga 850 SHP. (art)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top