HeadLine

Lukman Hakim: Di Indonesia, Raja Salman Lakukan Pembicaraan Dengan Tokoh Agama

JAKARTA– Dalam kunjungannya sembilan hari di Indonesia, Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud dijadwalkan melakukan pertemuan khusus dengan sejumlah tokoh lintas agama.

“Kita tengah mengupayakan pertemuan khusus itu. Para tokoh agama dapat menyampaikan langsung kepada raja Salman tentang apa yang menjadi aspirasinya,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam keterangannya yang diterima Parlementaria.com, Selasa (28/2).

Raja Salman akan berada di Jakarta dan Bogor pada 1-3 Maret 2017, selanjutnya raja beserta 1.500 anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran melakukan wisata di Bali 4-9 Maret 2017. Raja Arab Saudi terakhir ke Indonesia adalah 1970.

“Ini kita sedang upayakan agar ada dialog dengan upaya kita memiliki persepsi sama mengurangi ekstremisme. Moderasi dikedepankan sehingga agama betul-betul kita rasakan manfaatnya dalam menata peradaban dunia. Tidak justru sebaliknya, agama dijadikan alat atau dipolitisasi untuk tujuan pragmatis sekelompok orang saja.”

Lukman belum bisa menjelaskan detail pertemuan tersebut. “Ini sedang kita siapkan, tempatnya juga masih dalam tahap persiapan karena Raja ini kan banyak agendanya,” tambah Lukman.

Sementara itu dalam pertemuan Raja Salman dengan Jokowi akan ditandatangani 10 nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Arab Saudi. “Kaitannya dengan Kemenag soal peningkatan penyelenggaraan haji dan umroh dan wakaf yang akan kami intensifkan untuk pendidikan keagamaan dan kebudayaan. Khusus wakaf ada ada nota kesepahaman yang akan ditindaklanjuti dalam program yang lebih konkrit.”

Soal wakaf, Arab Saudi lebih berpengalaman untuk menggunakan wakaf sebagai sarana mensejahterakan masyarakat luas. “Arab Saudi kaya pengalaman soal wakaf. Jadi, yang akan kita kembangkan agar wakaf bukan hanya untuk masjid dan sekolah, tapi juga usaha produktif sehingga harta yang diwakafkan lebih dirasakan.”

Selain itu juga terbuka juga bagi pengusaha Arab Saudi memberikan wakafnya ke Indonesia dalam bentuk pesantren, madrasah atau sekolah-sekolah. “Kita arahkan ke hal produktif karena nilai kemanfaatannya lebih memiliki kesinambungan.”

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 Arab Saudi hanya sebesar 900 ribu dolar AS. Nilai investasi itu menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya 1 juta dolar AS dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar AS.

Dari sisi investasi, Arab Saudi memiliki potensi yang sangat besar. Para investor Saudi sangat identik dengan keluarga istana karena sebagian besar orang-orang kaya Saudi adalah keluarga istana.

Contohnya adalah Pangeran Walid bin Talal bin Abdul Aziz dengan kekayaan 20 miliar doar AS. Dia menyumbang Universitas Harvard dan Georgetown 40 juta dolar AS guna pengembangan studi Islam.

Pada sisi lain kerja sama pendidikan di Indonesia lebih banyak diperankan Lembaga Pendidikan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta yang rencananya akan dikembangkan di tiga wilayah di Indonesia. (art)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top