HeadLine

EE Mangindaan: Sebagai Penerus Bangsa, Mahasiswa Harus Kuasai Ilmu Pengetahuan

JAKARTA– Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologie. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknoligie, bangsa Indonesia bakal mampu menghadapi persaingan sebagai tantangan masa depan.

Itu dikatakan Wakil Ketua MPR RI EE Mangindaan saat menjadi pembicara dihadapan ratusan mahasiswa dan dosen Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Kamis (8/12).

Politisi senior yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini mengatakan, jumlah penduduk bumi terus bertambah. Limapuluh tahun lalu, jumlah penduduk baru sekitar lima miliar jiwa. Sekarang sudah mencapai tujuh miliar.

“Semakin banyak orang di bumi. Bertambahnya penduduk bumi, kebutuhan akan air, energi dan pangan tentu saja bertambah.
“Ini yang membuat semakin ketatnya persaingan untuk memperebutkan air, energi dan pangan. Khusus pangan dan energi sangat strategis. Inilah yang menjadi persoalan.”

Meski demikian, Ketua Komisi II DPR RI 2004-2009 ini tetap optimis memandang masa depan Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA).

Menurut Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, kuncinya ada pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologie, jumlah panen padi (pangan) bisa ditingkatkan sampai puluhan ton. Ilmu pengetahuan bisa mengatasi kebutuhan pangan,” kata Gubernur Sulawesi Utara 1995-2000 ini.

Dalam soal energi, kata tokoh masyarakat ujung utara Pulau Sulawesi ini, perebutan akan semakin ketat. EE Mangindan mencontohkan, semua kendaraan membutuhkan energi. Banyaknya jumlah kendaraan membuat energi semakin banyak dibutuhkan.

Karena itu, saat ini banyak orang atau negara memperebutkan energi. Meski demikian, Mangindaan juga optimis masalah itu bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Globalisasi menurut Mangindaan juga menjadi tantangan bangsa. Globalisasi bisa mengintervensi bangsa Indonesia. Dalam era ini, pihak asing akan mempengaruhi perumusan kebijakan dalam negeri Indonesia.

Mangindaan menceritakan pengalamannya saat menjadi Menteri Perhubungan bagaimana saat dirinya hendak menyusun kebijakan perhubungan. Adanya ASEAN juga membuat dirinya berpikir bagaimana kebijakan ini juga menyentuh masalah hubungan antarbangsa itu.

Dalam globalisasi, kata Mangindaan, kita tidak boleh hanya memandang ke dalam saja. Namun, juga harus memandang keluar. “Pengaruh global harus kita perhitungkan dalam perumusan.”

Dicontohkan sebagai kawasan ekonomi khusus, Bitung, Sulawesi Utara dipersiapkan untuk menghadapi Abad Pasifik. “Untuk itu perencanaan Bitung harus berwawasan global sehingga mampu bersaing,” demikian EE Mangindaan. (art)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top