JAKARTA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy untuk menghapus Ujian Nasional (UN).
Karena menurut politisi Partai Gerindra itu, selama ini kurikulum yang digunakan tidak terpusat pada pemerintah, tetapi pada satuan pendidikan masing-masing sekolah. “Jika kurikulum dibuat sekolah maka otomatis kemampuan siswa di setiap sekolah akan berbeda,” kata Sutan, Rabu (30/11).
Karena itu, dia mempertanyakan kenapa pemerintah selama ini masih campur tangan, apalagi mengadakan evaluasi penentu kelulusan. Padahal kurikulum dibuat oleh guru yang lebih paham karakteristik siswanya.
Menurut dia, sejauh ini UN hanya dijadikan sertifikasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan, UN dinilai belum akurat untuk mengukur seberapa tingkat kecerdasan siswa.
Karena itulah, Sutan mendukung penghapusan UN, karena selama ini melihat ajaran yang diberikan guru kepada anak didiknya menjadi sia-sia. Mengingat, keputusan lulus tidaknya murid, ditentukan oleh pemerintah yang mengeluarkan soal UN.
Padahal, yang memahami kemampuan murid, adalah gurunya masing-masing. “Artinya terjadi ketidakadilan dalam dunia pendidikan indonesia, tiap sekolah memiliki standar kelulusannya berbeda,” tegas Sutan.
Selain itu, kata Sutan, UN tidak bisa dijadikan sarana mengontrol mutu, karena mutu lahir dari sebuah proses dan bukan sekali evaluasi. Bahkan, UN tidak membentuk watak kerja keras namun membentuk watak bohong dan licik karena dipaksa harus lulus.
“Selama ini UN terlalu mengandalkan nilai kognitif yang tertulis dengan pada lembar jawaban, apalagi siswa merasa diteror akan suasana ujian yang penuh ketegangan,” imbuh Sutan.
Politisi asal dapil Jambi itu menambahkan, jika UN ditiadakan, maka dana yang terlanjur dialokasikan, nanti bisa dialihkan untuk penambahan sarana prasarana sekolah. (chan)