JAKARTA – Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartarti mengingatkan Polri untuk bisa memenangkan situasi dan bukan menambah kekisruhan.
“Pernyataan-pernyataan dari Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian dinilainya justru membuat situasi ekonomi yang tidak bersahabat menjadi lebih buruk lagi,” ujar Enny di Jakarta, Senin (28/11) menanggapi memanasnya suhu politik belakangan ini.
.
Menurut Enny, memang sekarang ini IT termasuk yang banyak diaplikasikan dalam media sosial berkembang pesat, tidak bisa dikendalikan dan mudah diakses semua masyarakat sehingga apapun yang diperbicanangkan di medsos cepat sekali berkembang. “Tetapi media sosial bukan menjadi sumber data yang akurat. Masyarakat pun harus hati-hati dan aparat hukum terutama bukan malah ikut-ikutan latah,” katanya.
Yang namanya otoritas pemerintahan menurut Enny mestinya jika mendapatkan dan membagikan informasi harus diklarifikasi validasinya sehingga betul-betul semua keputusan dan kebijakan itu diputuskan dari data yang valid. Jika ada informasi yang tidak jelas seperti rush money harusnya pemrintah menenangkan dan menyampaikan data-data faktual yang valid dan bukan malah menambah kegaduhan.
“Seperti isu rush money yang terlontar dari medsos, mestinya pemerintah dalam hal ini Polri mengkormasi data faktual yang ada, apakah memang ada penarikan dana yang luar biasa dari masyarakat, bagaimana tingkat kesehatan perbankan dan lain-lain yang mestinya dijadikan acuan. Bukan justru aparat penegak hukum malah ikut-ikutan mengatakan bahwa ada potensi instabiltas dengan isu makar. Jadinya kan lucu karena pemerintah seperti tidak punya data dan seperti kata kapolri bahwa data mereka dapatkan dari medsos dan google,” kata Enny heran.
Mengenai belum ditahannya Ahok oleh pihak kepolisian berdampak pada situasi ekonomi, Enny menjelaskan bahwa ada beberapa faktor dalam ekonomi yang bisa mempengaruhi selain faktor fundamental juga ada faktor seperti sentimen dan psikologis. Faktor sentimen dan psikologis ini tambahnya bisa membuka ruang terjadinya berbagai macam spekulasi.
“Kalau tidak jelas dan tegas maka faktor sentimen dan psikologis bisa mempengaruhi perekonomian yang bisa dilihat dari berbagai macam spekulasi. Dampaknya kalau banyak spekulasi, fluktuasi nilai tukar dan nilai saham sangat tinggi. Ada investor yang hari ini pergi dan dua hari kemudian masuk kembali. Ini jadi ancama bagi perekonomian,” paparnya.
Oleh karena itu kedepan Enny mengharapkan agar aparat penegak hukum melakukan koordinasi dengan semua yang terkait sebelum mengeluarkan pernyataan yang meresahkan dan itu harus dilakukan dengan smart dan tidak membabi buta. ”Jangan menyampaikan informasi yang justru membuat redah mayarakat. Aparat hukum harusnya bisa meredam isu dan bukan malah membuat isu jadi bertambah liar,” tandasnya. (raden/chan)