BANYUWANGI– MPR RI terus berusaha mensosialisasikan Empat Pilar MPR ke sejumlah perguruan tinggi karena sosialisasi yang dilakukan kepada para mahasiswa belakangan dinilai masih kurang.
“Banyak mahasiswa yang tidak paham dengan nilai-nilai yang diwariskan para founding father. Bahkan banyak universitas dan perguruan tinggi yang minta dilakukan sosialisasi Empat Pilar MPR,” kata Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang ketika membuka sosialisasi Empat Pilar di Universitas 17 Agustus Banyuwangi, Jumat (25/11).
Karena banyaknya jumlah perguruan tinggi dan universitas di tanah air meminta di perguruan mereka dilakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, laki-laki yang akrab dipanggil OSO tersebut meminta Sesjen MPR mengatur sosialisasi Empat Pilar MPR RI di seluruh universitas di Indonesia.
Sosialisasi Empat Pilar MPR di Untag Banyuwangi menampilkan narasumber sosialisasi Zainut Tauhid (Fraksi PPP) dan Bambang Sadono (Ketua Badan Pengkajian MPR), Oesman Sapta mengaku kedatangannua ke Untag sesuai dengan perintah UU untuk mensosialisasikan Empat Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika). ”Itulah niat kita untuk terus menerus mensosialisasikan Empat Pilar terutama ke universitas dan perguruan tinggi,” kata dia.
Pada kesempatan ini, OSO mengingatkan , saat ini sedang terjadi perubahan. Dengan sosialisasi Empat Pilar itu yang gencar diharapkan bisa menjamin Indonesia tetap utuh. ”Sekarang kita sedang terancam karena mereka tidak bisa menghancurkan Pancasila. Mereka menggunakan narkoba untuk menghancurkan anak-anak muda Indonesia.”
Masyarakat Banyuwangi juga terlihat memiliki semangat untuk melakukan perubahan. “Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat juga menunjukkan adanya siklus perubahan. Indonesia juga pernah mengalami siklus itu,” kata dia
Menghadapi perubahan itu, Oesman Sapta meminta untuk tidak melarang anak muda berkreasi. “Biarkan anak muda berkreasi dengan gayanya. Dia sedang membangun karakter Empat Pilar sesuai dengan gayanya. Anak muda jangan dipaksakan. Biarkan mereka bebas. Kalau dikekang, mereka akan berontak,” demikian Oesman Sapta Odang. (art)