JAKARTA– Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta masyarakat tidak terprovokasi pasca ledakan diduga berasal dari bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11).
“Sebagai pimpinan wakil rakyat, saya minta seluruh warga Indonesia tidak panik dan jangan takut, jangan terprovokasi dengan peristiwa ini,” kata Taufik, Senin (14/11).
Dikatakan, sudah kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk ikut menjaga keharmonisan dan kerukunan umat beragama serta membantu pemerintah menghadapi aksi-aksi seperti ini. alagi nilai-nilai keagamaan.
“Sudah kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk ikut menjaga keharmonisan dan kerukunan umat beragama serta membantu pemerintah menghadapi aksi-aksi seperti ini,” tambahnya.
Taufik menilai aksi-aksi seperti itu termasuk kejahatan luar biasa yang memerlukan penanganan khusus dan ekstra. Karena itu, penanganannya juga perlu dukungan rakyat Indonesia.
“Saya menilai aksi itu ditujukan bukan hanya untuk warga Samarinda saja, kepada seluruh rakyat Indonesia. Karena itu saya ingatkan kita jangan sampai terpengaruh apalagi mau dipecah belah,” ujarnya.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah tersebut mengatakan, rakyat Indonesia mengecam perbuatan keji karena apa pun alasannya, kekerasan bukan penyelesaian masalah.
Kekerasan, kata Taufik, tidak pernah jadi pilihan penyelesaian persoalan oleh agama apa pun, apalagi dengan kondisi Indonesia yang aman dan damai serta kebhinekaan menjadi pemersatu seluruh elemen dan anak bangsa dibawah NKRI.
“Saya mengapresiasi kinerja Polda Kaltim yang menangkap pelaku dalam kondisi hidup sehingga dapat diketahui maksud aksinya tersebut,” kata Taufiki.
Taufik enggan buru-buru menyimpulkan peristiwa di Samarinda itu adalah aksi terorisme, apalagi mengaitkannya dengan sentimen agama.
Hanya saja, Taufik mengecam dan mengutuk aksi itu karena di luar akal sehat dan sangat jauh dari nilai-nilai perikemanusiaan, apalagi nilai-nilai keagamaan. “Karena itu saya imbau untuk tak mengaitkan peristiwa ini dengan sentimen keagamaan.”
Dikatakan, sentimen seharusnya mengarah kepada kehidupan damai dan harmonis, sesuai dengan prinsip dan nilai keagamaan yang senantiasa menjadikan kedamaian sebagai tujuan bersama. (art)