JAKARTA – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menegaskan, ummat Islam sedang menunggu janji Presiden Jokowi yang tidak akan mengintervensi perkara kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Presiden Jokowi pernah menegaskan dirinya tidak melakukan intervensi pada kasus hukum itu dan berjanji tidak akan melindungi Ahok. Hukum ditegakkan itu yang sekarang kita tunggu,” ujarnya menjawab pertanyaan wartawan, disela-sela acara Komunitas One Day One Juzdi, di GOR Patriot, Kota Bekasi, 13/11).
Saat gelar perkara, Hidayat Nur Wahid menunggu janji Joko Widodo itu terealisasi. Hal demikian diharapkan sebab saat melakulan safari ke berbagai ulama, Joko Widodo mengatakan bahwa hukum harus ditegakkan dan tidak melindungi Ahok.
Menurut Hidayat Nur Wahid, Indonesia adalah negara hukum, artinya hukum harus ditegakkan pada siapapun. Penistaan agama dikatakan pernah terjadi sebelumnya dan hal demikian dilakukan penegakkan hukum.
Ditegaskan kembali, dirinya mengharap pada gelar perkara, polisi betul-betul netral, tak dipengaruhi siapapun, namun bisa menegakkan hukum. bagi Hidayat Nur Wahid, sekarang era keterbukaan, masyarakat tahu pelanggarannya apa dan saksinya apa. “ini bukan masalah kebencian terhadap salah satu kelompok tapi ini soal penegakkan hukum,” tegasnya.
Sementara itu, di tengah ribuan Komunitas One Day One Juz yang memadati GOR Patriot Bekasi, Hidayat Nur Wahid merasa bersyukur bisa berkumpul di tengah ribuan anggota Komunitas One Day One Juz.
Karena di tengah berbagai masalah yang ada, ummat Islam tetap bisa berkreasi dalam meningkatkan perannya di Indonesia. “Ummat Islam tak pernah kehilangan perannya di Indonesia,” ujarnya.
Dia menilai Komunitas One Day One Juz telah memberi kontribusi yang positif, tidak hanya kepada bangsa dan negara namun juga pada dunia. “Memberi kontribusi bagaimana mencintai Al Quran. Dengan mencintai Al Quran maka ummat bisa dekat dengan Al Quran,” kata HNW.
Penggunaan nama komunitas yang memakai bahasa Inggris menurut Hidayat Nur Wahid sebagai bukti ummat Islam adalah ummat yang terbuka. “Islam mengajarkan keterbukaan dan mendorong kita untuk belajar dari manapun,” paparnya. “kita disuruh membaca apa saja,” tegasnya.
Ditegaskan bahwa Al Quran dan pencintanya, tak perlu dicurigai dan diawasi sebagai kelompok radikal. “Justru komunitas ini bisa berkomunikasi dengan siapa saja,” ujarnya. Dipaparkan bahwa Al Quran mengajarkan ummat Islam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Al Quran tidak mengajarkan kita menjadi ateis, radikalis, dan teroris,” ujarnya.
Hidayat Nur Wahid menyesalkan bila ada orang menistakan dan mengolok-olok Al Quran. “Al Quran mencetak manusia yang utama,” ujarnya. Diungkapkan, dengan memegang Al Quran maka bangsa Indonesia menang dalam perjuangan. “Al Quran tidak mencetak manusia arogan dan takabur,” ujarnya.
Untuk itu dengan adanya Komunitas One Day One Juz dan Olimpiade Al Quran maka para penista dan pengolok-olok Al Quran agar segera bertobat. “mudah-mudahkan penista dan pengolok-olok Al Quran bisa tercerahkan,” ujarnya. “Al Quran panduan bagi seluruh ummat manusia,” tegasnya. (esa)