JAKARTA– Pemerintah harusnya mengungkap identitas aktor-aktor politik yang menunggangi aksi damai 4 November 2016. Hal itu bertujuan untuk menurunkan tensi politik dan memperjelas duduk persoalan.
“Tudingan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa ada aktor politik yang menunggangi aksi damai itu membuat masyarakat terus bertanya-tanya,” kata Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo dalam keterangan yang diterima Parlementaria.com, Senin (7/11).
Dikatakan, masyarakat benar-benar dibuat bingung, mengingat baik Presiden Jokowi maupun Presiden ke-VI RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sama-sama hanya menyajikan teka-teki yang tidak mudah untuk diterka.
Menurut dia, teka-teki ini membuat suasana politik makin tidak menentu, dan teka-teki itu mulai disajikan Jokowi ketika mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Senin (31/10).
“Entah ada kaitannya atau tidak, SBY tiba-tiba menyambangi Menko Polhukam Wiranto, Selasa (1/11) siang, dan malam harinya menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla,” ujarnya lagi.
Politikus senior Partai Golkar itu mengatakan, di luar dugaan keesokan harinya atau Rabu (2/11) SBY menggelar konferensi pers di Cikeas.
Bambang menjelaskan, saat itu SBY mengatakan, berbahaya jika ada informasi intelijen bahwa rencana aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11) digerakkan atau didanai pihak tertentu atau partai politik.
Menurut dia, masyarakat bingung, kenapa SBY tiba-tiba begitu emosional terkait dengan rencana aksi damai 4 November itu.
Dia menegaskan, SBY juga tidak menyebut identitas pihak yang dituding membiayai aksi itu dan juga siapa yang menuduh.
“Saat membuat pernyataan resmi usai unjuk rasa 4 November, Presiden Jokowi menegaskan ada aktor politik yang memicu kerusuhan dalam aksi damai itu. Pernyataan Presiden ini tentu saja memunculkan pertanyaan di ruang publik,” demikian Bambang Soesatyo. (art)