JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah prihatin dengan aksi pengusiran masyarakat terhadap Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (2/11). Peristiwa tersebut menurut Fahri, semakin menunjukkan secara nyata bahwa rakyat tidak menerima pernyataan Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu soal surat Al Maidah 51.
“Saya melihat disini pernyataan kontroversial itu semakin membebani Ahok sebagai calon gubernur petahana dan ini bisa menjalar ke orang lain. Oleh karena itu supaya tidak menjadi beban semua orang, saya harap Ahok mau mundur dari pencalonannya demi menjalani proses hukum,” ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/11).
Dengan demikian Ahok akan menjadi gentlemen karena mau membayar kesalahannya dengan dirinya sendiri dan tidak membebani orang lain terutama presiden sehingga akan membuat semua menjadi akan sangat ringan. Ahok menurut Fahri harus menyadari bahwa akibat ulahnya membuat Indonesia membayar mahal. “Terlalu mahal dan semua energi digunakan untuk mengurus seorang Ahok saja. Masalah Ahok ini menyebabkan timbulnya potensi disintegrasi, kerawanan sosial dan utamanya membuat presiden seperti punya beban untuk melindungi Ahok. Semua menjadi terlihat tidak rasional,” tegasnya.
Sebagai pejabat publik menurut Fahri sikap Ahok yang berani menggunakan hal-hal yang seharusnya berada ruang privat untuk dibicarakan di ruang publik sangat aneh. Tidak ada menurut Fahri selama ini, seorang pejabat publik di Indonesia ini yang berani menggunakan surat Al Maidah 51 untuk kepentingan politiknya.
“Semua pejabat publik paham benar mana hal-hal yang bersifat privat seperti masalah agama tidak boleh atau terlalu sensitif digunakan di ruang publik seperti menggunakan Al Maidah 51 itu untuk kepentingan politik. Lah kok ini seorang Ahok yang sama sekali tidak paham mengenai Al Quran dan bukan pemeluk Islam justru malah menggunakan surat dalam Al Quran itu,” jelas Fahri.
Hal ini lanjut Fahri diperparah dengan sikap Ahok yang terus menantang meski sudah melakukan kesalahan.”Orang minta maaf itu kan basisnya mengaku salah. Ini tidak dilakukan oleh Ahok dan dia malah terus menantang. Semua orang Islam paham mengenai pernyataan Ahok soal Al Maidah 51 ini, jadi jangan mencari-cari alasan. Agama itu ruang ekslusif tidak bisa orang yang berada di luar itu bicara sembarangan, ”tandasnya.
Polisi Tak Serius
Fahri Hamzah menyesalkan sikap polisi polisi yang sampai saat ini belum juga memproses secara serius kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok dan malah banyak membuat pernyaaan kontroversial yang membuat masyarakat menjadi antipati. “Coba saja lihat pernyataan polisi soal pernyataan Ahok. Pertama Polisi mengatakan bahwa apa yag dikatakan Ahok salah dalam agama tapi dalam negara tidak. Proses hukum Ahok menunggu Pilkada, menunggu izin presiden.Ahok tidak bermaksud demikian, polisi yang tidak berani menembak demonstra yang rusuh disuruh menggunakan rok dan lain sebagainya,” ujar Fahri.
Namun demikian Fahri tidak mau menyalahkan Kapolri Jendral Tito Karnavian yang kini oleh masyarakat terlihat justru terlihat sangat tidak sesuai dengan gambaran masyarakat soal Tito yang merupakan seorang jendral termuda, pintar dan memiliki segudang prestasi. Sikap polisi yang tidak masuk akal ini tegasnya disebabkan oleh Jokowi.
“ini saya salahkan ke Jokowi,seharusnya Jokowi itu cukup bilang saya tidak melindungi Ahok,saya tidak mendukung Ahok.Saya minta kepolisian proses secepatnya dan seadil-adilnya.Kalau Jokowi diam kan Ahok kesannya menyandera presiden dan semua lembaga dibawahnya. Polisi pun jadi mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak logis,” tegasnya.
Presiden tambah Fahri terlihat memilki beban sehingga aparat hukum juga menjadi terbebani dan terlihat gagap dalam menangani kasus penistaan Al Quran ini.Masyarakat pun melihat ada agenda tersebunyi Jokowi terkait Ahok yang dititipkan dan menjadi beban polisi. ”Bukan kali ini saja aparat hukum terkait Ahok. Sebelumnya KPK dalam menangani kasus Sumber Waras dan Reklasami yang melibatkan Ahok juga gagap. Ini semua karena presidennya diam saja sehingga terlihat ada agenda tersembunyi,” tandasnya.
Hindari Konflik
Fahri Hamzah juga mengingatkan masyarakat yang akan berdemo pada aksi 4 November esok untuk turun dengan kesadaran bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami ujian dan bangsa ini harus lulus dan menang dalam ujian tersebut. Demonstrasi esok diharapkannya tidak meledak menjadi konflik karena hal itulah yang diinginkan oleh para pihak yang ingin melihat Indonesia gagal. “Kita turun bersama esok dengan kesadaran penuh bahwa semua sedang mengalami ujian dan kita hrs lulus dan menang. Kalau demo besok meledak dan menjadi konflik maka Indonesia akan kalah. Dan itulah yang diinginkan para pihak yang ingin melihat Indonesia gagal,” ujar Fahri.
Bangsa ini harus bisa memberikan pada dunia sebuah narasi baru akan peradaban karena terbukti sekularisme pun di dunia sudah gagal.Dia pun tidak ingin ada konflik terutama terkait ekonomi dan agama yang sangat mungkin muncul dalam kasus Ahok ini terjadi.“Dalam teori Hutington ada dua jenis konflik yang terjadi di dunia yaitu akibat konflik materi ekonomi dan konflik agama.Dan kedua konflik ini sangat berpotensi terjadi di Indonesia,” tegasnya.
Fahri pun tidak ingin ada Narasi seperti yang berkembang di era Jokowi ini yang mencoba memisahkan agama dan negara.”Sikap negatif terhadap slogan agama,seperti teriakan Allahu Akbar yang lantang diteriakkan Bung Tomo,sorban seperti yang dikenakan Imam bonjol dan Diponogero tidak boleh ada lagi.Tidak ada yang salah dengan hal ini jangan membuat orang menjadi takut terhadap hal ini,” tandasnya. (den/chan)