HeadLine

Ketua MPR: Wajar Masyarakat Marah ke Ahok

ahokJAKARTA – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang terjadi akhir-akhir ini. Khususnya yang menyangkut kondisi jelang pilkada di Jakarta. Semestinya, kata Zulkifli semua pihak menahan diri, tidak mengeluarkan komentar yang dapat menyakiti pihak lain. Apalagi menyangkut isu agama, karena persoalan agama memang sangat sensitif.

Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, saat menerima kunjungan Pimpinan Pusat (PP) Wanita Syarikat Islam (WSI). Pertemuan itu berlangsung di Ruang Kerja ketua MPR pada Senin (31/10). Pada kesempatan tersebut delegasi WSI dipimpin Ketuanya umumnya Dr. Hj. Valina Singka Subekti, M.Si.

Menurut Zulkifli, dalam kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok, masyarakat Jakarta hanya menjadi korban. “Mereka tidak akan melakukan tindakan apa-apa kalau tidak diganggu terlebih dahulu. Masyarakat Jakarta itu ibaratnya seperti tawon. Mereka sedang mengelompok di sarangnya, tiba-tiba Ahok datang membawa galah, lalu memporak porandakan sarang lebah. Karena itu wajar kalau masyarakat marah”, kata Zulkifli.

Karena itu menurut Zulkifli bukan salah masyarakat yang mau berdemo, tapi kesalahan pemimpinnya, yang mengucapkan kata-kata tak bertanggung jawab. Karena itu agar kondisinya mereda, Zulkifli berpendapat satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah jalur hukum.

Namun, Ketua MPR berharap demo yang akan terjadi pada 4 November nanti, bisa berlangsung aman. Aspirasinya bisa disampaikan dengan baik, dan tidak ada aksi kerusuhan. “Akan lebih baik jika pemimpinnya tidak bicara sembarangan, sehingga masyarakatnya tidak perlu berdemo”, kata Zulkifli menambahkan.

Dalam pertemuan dengan Ketua MPR, WSI menyampaikan sejumlah kekhawatiran terkait kondisi terkini. Antara lain menyangkut kesenjangan ekonomi yang kain lebar, ketidak adilan bidang hukum, sampai anjuran cuti bagi wanita melahirkan selama 6 bulan. Termasuk kondisi terkini pelaksanaan pilkada serentak 2017. (esa)

1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top