JAKARTA– Seni olahraga beladiri asal Indonesia, Pencak silat dipentaskan dalam acara ASPAC Evening di markas Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB di Gedung UNESCO di Paris, Jumat (28/10) malam. Acara ini dimeriahkan pertunjukan budaya dan sajian makanan khas dari negara anggota ASPAC.
Berita yang diterima Parlementaria.com, Senin (31/10), Duta Besar sekaligus Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, T A Fauzi Soelaiman di London, Senin (31/10) mengatakan, Indonesia turut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan kegiatan malam ASPAC dengan menyajikan pertunjukan seni Pencak Silat dan kuliner nusantara.
Dikatakan, kelompok Negara Asia Pasifik dari negara-negara anggota UNESCO (ASPAC Group) mengadakan Malam ASPAC (ASPAC Evening) yang dibuka dengan sambutan Ketua Kelompok ASPAC, Ambika Devi Luintel, Duta Besar Nepal dan Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova.
Fauzi mengatakan, Indonesia menampilkan pertunjukan Pencak Silat dari kelompok pencak silat KBRI Paris. “Pertunjukan itu bertepatan dengan sehari setelah ditetapkannya pencak silat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai salah satu dari 150 warisan budaya tak benda nasional Indonesia.”
Dikatakan, penetapan ini langkah menuju pengusulan pencak silat sebagai warisan budaya tidak benda dunia UNESCO. Pesilat yang tampil adalah Satria dan Sutra, putra dari Alit Didin Supidin Suhana, pengasuh organisasi pencak silat di KBRI Paris dan staf Kantor Delegasi Tetap Indonesia di UNESCO.
Dirjen UNESCO memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan kegiatan yang dihadiri diplomat dan staf perwakilan tetap negara anggota UNESCO serta pejabat dan staf sekretariat UNESCO.
Malam ASPAC ini adalah kegiatan tahunan yang diadakan di UNESCO untuk meningkatkan keakraban dan solidaritas kelompok negara ASPAC di UNESCO.
Dirjen UNESCO menyampaikan dukungan dan apresiasi atas penyelenggaraan malam ASPAC di UNESCO yang selalu ditunggu-tunggu. Kelompok ASPAC merupakan kelompok negara yang terbesar di UNESCO, sehingga peran dan keberadaannya sangat diperhitungkan di UNESCO.
Dirjen UNESCO memaparkan berbagai kegiatan dan keterlibatannya di berbagai belahan daerah di wilayah Asia Pasifik. Dia juga mengapresiasi penyelenggaraan World Culture Forum 2016 di Bali, Indonesia bulan lalu, yang membahas tema kebudayaan dan perannya dalam membangun dunia yang inklusif melalui pembangunan berkelanjutan.
Di akhir acara, diadakan pemilihan dan pemberian dua penghargaan untuk gaun dan pakaian terbaik kategori pria dan wanita. Pada kesempatan ini, Indonesia menyajikan masakan khas yaitu gudeg, soun goreng udang dan sup baso ikan yang ludes sebelum acara berakhir. (art)