HeadLine

Ketua DPR Khawatirkan Kondisi Jakarta Pasca Pernyataan Ahok Soal Surat Al Maidah

akomJAKARTA – Ketua DPR RI Ade Komarudin mengkhawatirkan situasi politik di Indonesia, khususnya Jakarta menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2017. Terutama pasca pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait Surah Al-Maidah ayah 51 yang memicu kontroversi khususnya di kalangan umat Islam.

Ade Komarudin, di Jakarta, Jumat (28/10) meminta semua pihak untuk menahan diri. Elit-elit politik diminta untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang justru memicu ketegangan di masyarakat.

“Pernyataan-pernyataan yang dapat memicu ketegangan di masyarakat harus dihindari. Sebaliknya, tokoh-tokoh politik harus memberikan pernyataan yang menciptakan kedamaian. Perlu kebijaksanaan dan perhatian yang sangat serius dari pemimpin bangsa saat ini. Pemimpin bangsa harus akur,” ujar Akom, sapaan akrabnya.

Menurut politisi Golkar tersebut, elit-elit politik harus ikut bertanggungjawab menjaga kedamaian dan ketenangan di masyarakat. Apalagi saat ini, aksi demontrasi menuntut Ahok untuk diproses hukum oleh kepolisian terus terjadi di berbagai daerah. Menurutnya, bukan tidak mungkin, aksi demontrasi warga semakin tidak terkendali.

“Situasi ini mulai mengkhawatirkan bila melihat sebaran demontrasi masyarakat. Saya takut ada ormas yang anggotanya yang diperalat oleh kelompok-kelompok tertentu dan masuk skema sebagai “martir” yang bertujuan membuat negara semakin tidak terkendali,” tambahnya.

Tambahan lagi, Akom berpesan untuk tokoh-tokoh yang bertarung dalam Pilkada untuk tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye. “Pak Ahok juga harus belajar dari peristiwa ini. Setiap kandidat harus menjaga jangan sampai kampanye pakai SARA. Yang mayoritas mengayomi yang minoritas, yang minoritas menghormati yang mayoritas. Isu-isu agama tidak boleh dijadikan komoditas politik. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini sama-sama. Jangan sampai gara-gara Pilkada keutuhan negeri ini terganggu,” jelas Akom.

Akom pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali menjadikan Pancasila sebagai pedoman bernegara. Dengan demikian, nilai-nilai toleransi lebih diutamakan dibanding isu-isu berbau SARA.

“Isu SARA ini pasti akan terus ada di dunia ini. Isu ini yang harus kita hindari. Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku. Walaupun beraneka ragam agama harus tetap bersatu,” tutup Akom. (esa)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top