JAKARTA– Pengamat politik dan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menyarankan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengevaluasi diri dan menjelaskan secara jujur kepada masyarakat alasan dia mengutip ayat Al Quran.
Meminta maaf saja belum cukup. Ahok yang ingin maju pada Pilgub DKI Jakarta dalam Pilkada serentak 15 Pebruari 2017 tetap mendapatkan kecaman dari masyarakat khususnya Islam.
Ahok diduga telah menistakan agama akibat mengutip isi Surat Al Maidah ayat 51 dari Al Quran, di hadapan warga Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, beberapa hari lalu.
“Ini akumulasi, itu merupakan hasil investasi dari tutur kata dan perilaku Ahok. Kalau mau, dia harus mengevaluasi diri, mawas diri dan katakan sejujurnya kepada masyarakat,” kata Siti Zuhro seperti keterangan yang diterima Parlementaria.com, Senin (17/10).
Menurut pengamat yang akrab dengan panggilan Wiwiek ini, ada semacam pernyataan yang bersungguh-sungguh dan murni. “Jadi, bukan keterpaksaan bahwa dia (Ahok) mengakui telah melakukan itu,” lanjut dia.
Dikatakan, jika Ahok masih ingin dipercaya sebagai sosok petahana yang siap maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, bekas bupati Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung tersebut harus memberikan penjelasan yang rasional kepada masyarakat.
“Perkataan jujur itu jauh lebih logis dan memberikan nalar rasional yang lebih dipahami ketimbangan berbicara ala kadarnya. Dalam kehidupan, nuansa batin yang jujur itu bisa dirasakan oleh masyarakat,” kata dia.
Pengamat ini juga mengingatkan Ahok agar tidak menyinggung masalah agama yang menjadi hal sensitif karena terkait dengan kepercayaan. “Jika Ahok ingin menunjukkan pribadi yang ‘apa adanya’ ke hadapan publik, dia juga harus tampil apa-adanya untuk mengakui telah melakukan kekeliruan,” demikian Siti Zuhro. (art)