JAKARTA– Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni ingin menjaga hubungan yang baik antara eksekutif dan legislatif terkait pembuatan aturan di ibu kota.
Soalnya, empat tahun terdahulu hubungan eksekutif dengan legislatif terutama antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD DKI Jakarta boleh dikatakan sangat buruk. Ahok saling sandera dengan DPRD DKI Jakarta.
Hubungan buruk Ahok dengan DPRD DKI Jakarta itu sering menjadi konsumsi pers. Karena itu, Sylviana yang sudah kenyang pengalaman dalam pemerintahan khususnya di Jakarta tidak ingin hal itu terulang bila dia dengan Agus Harimurti Yudhoyono dipercaya memimpin Jakarta pada Pemilukada serentak 15 Pebruari tahun depan.
“Kenapa hari ini lebih banyak pergub daripada perda? Harmonisasi legislatif dan eksekutif kurang baik,” ujar dia alam Diskusi Jakarta Menuju Ibu kota Ramah Perempuan dan Anak di Kantor DPP PKB, Jakarta, akhir pekan ini.
Menurut Sylviana yang diusung Partai Demokrat, PAN, PPP dan PKB itu, keharmonisan antara eksekutif dan legislatif tidak boleh ditinggalkan dan harus dipelihara dengan baik.
Terkait adanya kepentingan politik dari pihak legislatif atau eksekutif dalam proses pembuatan aturan, kata Sylviana, dapat dibuka ke publik prosesnya untuk mengetahui masalah berasal dari legislatif atau eksekutif. “Mari buka, semua sudah berbasis IT. Dewan malu kalau macam-macam, sekarang APBD terbuka sampai rekening terkecil.”
Sylviana juga menekankan tidak ada “one man show” dalam program di Jakarta dan semuanya merupakan hasil kerja tim. Pencapaian Jakarta sekarangmerupakan perjalanan panjang dan tidak bisa hanya dilihat sebagai kerja satu periode. “Jangan ada jagoan membenahi Jakarta sendirian, ini kerja tim. Sukses adalah kerja tim, salah itu karena saya.”
Ucapan Sylviana tersebut tampaknya diarahkan kepada petanahana Basuki Tjahjaja Purnama yang sering ”ribut dengan DPRD maupun bawahannya sehingga mengakibatkan pemerintahan DKI Jakarta selama dipegang Ahol sering terdengar gadug.
Selain Agus-Sylviana, juga ada Ahok-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDIP, Nasdem,Golkar dan Hanura serta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS. (art)