JAKARTA– Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berharap duet Jonan-Arcandra sebagai Menteri dan Wakil Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa segera mereformasi secara besar-besaran sektor ESDM.
Menurut dia, posisi Wakil Menteri ESDM yang ditempati Arcandra kemungkinan untuk mengakomodasi kepentingan Presiden dan pendukungnya maupun para pemangku kepentingan (stakeholder).
“Paling tidak ada harapan tata kelola sektor ESDM bisa lebih baik,” kata
Fabby Tumiwa menanggapi penunjukan Jonan dan Arcandra sebagai sebagai Menteri dan Wakil Menteri ESDM, ketika diminta tanggapannya tentang penunjukan kedua profesional itu memangku jabatan di ESDM.
Diakui, Jonan tidak berpengalaman di bidang energi, tapi kredibilitasnya baik, demikian juga integritasnya. Ini bisa mengimbangi sosok Arcandra yang kurang diterima oleh stakeholder.
Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi malah mengatakan, pilihan Jonan dan Achandra menunjukkan pergulatan dan tarik menarik cukup kuat yang bermuara pada kompromi, meski sayangnya tidak tepat. “Jonan dan Achandra tergolong bermasalah. Keduanya pernah diberhentikan dari kabinet, dan tentu bermasalah.”
Fahmy yang pernah dipercaya sebagai anggota Komite Reformasi Migas mengkhawatirkan stigma bermasalah keduanya akan menjadi beban yang berkepanjangan.
Sementara pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengatakan, penanganan sektor ESDM tidak memerlukan orang yang berpengalaman dan mengetahui bisnis di bidang itu.
Yang paling penting, kata Agus, Menteri ESDM maupun wakilnya harus orang yang berani memperbaiki sektor ini, termasuk memberantas mafia dan pemburu rente. “Harus orang yang berani, seperti Jonan.”
Wakil Ketua Komisi VII DPR Syaikhul Islam Ali mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan duet Jonan-Arcandra. “Banyak pekerjaan besar yang perlu segera diselesaikan.”
Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku terkejut dengan penunjukan Jonan mengingat tidak mempunyai pengalaman sektor ESDM. “Namun, Jokowi tentu sudah berhitung, termasuk ditandem dengan Pak Arcandra sebagai wakil menteri. Pak Arcandra mempunyai kemampuan teknis tinggi,” kata dia.
Hal senada dikemukakan Anggota Komisi VII DPR Kurtubi. Dia berharap
Jonan-Arcandra segera bekerja karena banyak yang harus diselesaikan.
“Kami tunggu kerja mereka. Sektor ini butuh penanganan segera karena selama ini dikelola secara salah dan merugikan negara.”
Seperti diberitakan, Jokowi kembali memilih keduanya yang sebelum ‘dibuang’ di Kabinet Kerja sebagai pembantunya pada bidang ESDM.
Jonan dan Arcandra Tahar dilantik Jokowi sebagai Menteri dan Wakil Menteri ESDM di Istana Negara, Jumat (14/10).
Padahal Jonan tidak masuk bursa media sebagai calon Menteri ESDM karena tidak mempunyai pengalaman sektor ESDM. Sama sekali baru, ditambah dia sosok yang diberhentikan sebagai Menteri Perhubungan.
Sejumlah nama yang masuk bursa media sebagai calon kuat Menteri ESDM, antara lain Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Pelaksana Tugas Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan, dan termasuk Arcandra Tahar setelah status WNI dia dipulihkan.
Meski masuk bursa amatan media, Arcandra cukup mengejutkan kembali ke Kabinet Kerja mengingat telah dicopot Presiden Jokowi sebagai Menteri ESDM karena status dwikewarganegaraan. Hingga jelang pelantikan sebagai Menteri ESDM juga tidak tercium publik.
Pemberitahuan pelantikan Menteri dan Wakil Menteri ESDM dilakukan mendadak, baru diumumkan beberapa jam sebelumnya.
Jonan mengaku baru diberi tahu sekitar dua jam jelang pelantikannya.
Demikian pula, Arcandra.
Namun, Jonan mengatakan, dirinya bertemu Presiden sekitar akhir Agustus 2016.”Bicara umum saja. Ini tugas besar, saya akan kerjakan,” kata Jonan.
Sedangkan Arcandra mengatakan, dirinya siap mendukung penuh Jonan sebagai Menteri ESDM. “Niat saya ke Indonesia untuk mengabdi,” demikian Arcandra Tahar. (art)