JAKARTA– ‘Kemesraan’ Presiden Jokowi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mereka meninjau proyek Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) semakin mempertegas isu miring yang beredar selama ini.
“Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jokowi di belakang Ahok, sehingga diduga kasus yang jelas-jelas merugikan negara hingga kini belum ditindaklanjuti,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon akhir pekan ini.
Saat meninjau proyek LRT di kilometer 13 Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (30/9), Jokowi berbicara empat mata dengan Ahok. Pejabat lain yang mendampi Jokowi menunggu di tempat lain.
Bahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sempat diberi kode oleh seorang protokol Istana untuk memberi kesempatan Jokowi-Ahok bicara berdua.
Pihak biro pers juga sempat mengelabui wartawan agar mengambil gambar Jokowi-Ahok yang saat keduanya meninjau tiang LRT. Saat meninjau Proyek MRT di Dukuh Atas, Jokowi-Ahok juga menunjukkan keakraban serupa.
Bahkan Jokowi-Ahok mengunggah foto mereka berdua di lokasi peninjauan di media sosial masing-masing. “Kalau dilihat dari politik, ini adalah gesture Jokowi mendukung Ahok,” kata Wakil Ketua DPR RI itu.
Kendati yakin Ahok bersama pasangannya Djarot Saiful Hidayat didukung Jokowi dalam Pilgub DKI 2017, Fadli mengaku, tetap yakin pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung partainya bisa memenangi kontestasi.
Fadli menilai, dukungan Jokowi kepada Ahok tidak memiliki nilai elektoral bagi masyarakat Jakarta. “Yang memilihkan rakyat Jakarta. Yang menentukan juga pemilih Jakarta,” kata dia.
Meski menilai dukungan Jokowi kepada Ahok tidak berpengaruh. Namun, Fadli Zon berharap agar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Jokowi bersikap netral di Pilgub DKI.
Sebab, tidak etis apabila kepala negara ikut cawe-cawe dalam urusan Pilkada. Apalagi, masih banyak berbagai permasalahan yang harus diselesaikan. “Fokus saja mengurus masalah nasional yang masih berantakan di sana sini,” demikian Fadli Zon. (art)