[JAKARTA[ Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI menyampaikan duka-cita yang mendalam terhadap korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Garut dan Sumedang, Rabu (21/9) dini hari.
Bencana tersebut menjadi pelajaran bersama bahwa pembangunan untuk kemaslahatan masyarakat hendaknya dilakukan dengan memperhatikan keselamatan – aspek lingkungan.
Demikian keterangan tertulis yang disampaikan Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, anggota Komisi V DPR RI Dapil Jawa Barat, di sela-sela kunjungannya ke lokasi bencana banjir bandang di Kampung Lapangan Paris, dan Kampung Cimacan, Kabupaten Garut beberapa waktu lalu seperti saran pers Fraksi PKB DPR RI yang diterima Indokini.co, Jumat (30/9).
Turut hadir dalam rombongan FPKB adalah Acep Adang Ruhiyat (Komisi IV), Arzetti (Komisi VIII), dan H Cucun Ahmad Syamsurijal Sekretaris FPKB DPR dan anggota Komisi IV DPR RI. Rombongan secara simbolis menyerahkan bantuan bagi korban bencana berupa uang tunai senilai Rp 200 juta, dan bantuan logistik diantaranya Sembako, dan alat mandi yang dialokasikan sebanyak 500-600 paket untuk setiap kecamatan.
Rombongan melakukan kunjungan langsung ke dua kampung yang mengalami bencana paling hebat, yaitu kampung Lapangan Paris dan Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, yang lokasinya di pinggiran Sungai Cimanuk.
Data terakhir menyebutkan bahwa jumlah korban jiwa dalam bencana di Garut 26 orang dan 23 orang lainnya masih dinyatakan hilang serta ratusan jiwa mengungsi di beberapa titik posko yang tersebar.
Menurut Neng Eem, bencana yang mengerikan ini sangat mungkin terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Garut dan sekitarnya menjelang terjadinya banjir bandang ini, menjadi salah satu faktor alam yang mendorong terjadinya bencana ini.
“Faktor lainnya adalah faktor manusia. Ini yang hendaknya menjadi bahan evaluasi untuk kita bersama. Bagaimana pembangunan yang kita laksanakan selalu berwawasan lingkungan. Buruknya ekosistem di hulu Sungai Cimanuk akibat banyaknya lahan yang beralih fungsi, kemungkinan besar juga menjadi faktor penyebab terjadinya bencana ini,” kata Neng Eem.
Neng Eem minta penyebab bencana ini hendaknya dikaji secara mendalam sehingga tidak terulang. Selain itu, penanganan bencana juga harus dilakukan secara cepat, terutama untuk pemulihan infrastruktur di Kabupaten Garut, seperti rumah sakit, jembatan, sekolah, kantor-kantor pemerintah dan perumahan masyarakat yang rusak berat maupun sedang dan ringan, harus segera dibantu dan diselesaikan.
“Dengan begitu, diharapkan masyarakat korban bencana bisa kembali ke rumahnya masing-masing dan beraktivitas seperti sedia kala. Anak-anak juga bisa kembali bersekolah, dan para orang tua,” demikian Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz. (art)