JAKARTA – Pemuda Tani Indonesia yang bernaung di bawah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menggelar Festival Tani Nusantara (FTN) pada 23-25 September 2016 di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Dalam acara FTN ini akan ditunjukkan hal yang berkaitan dengan kisah sukses pemuda tani dan masyarakat agar para pemuda mau kembali bertani,” kata Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia Fary Djemy Francis kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/9).
Fary Djemy Francis menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk motivasi para pemuda untuk kembali mencintai sektor pertanian. “Saya selaku ketua umum mengajak pemuda untuk kembali bertani. Hal yang mungkin bisa saya dorong adalah pembangunan infrastruktur yang kebetulan masuk dalam lingkup Komisi V yang saya bidangi,” kata Ketua Komisi V DPR itu.
Fary mengkhawatirkan di sektor pertanian dalam jangka panjang adalah tidak adanya regenerasi petani. Padahal generasi muda merupakan sumber daya manusia yang menjadi pelaku utama maju tidaknya pengembangan pertanian di tanah air.
Paradigma pemuda saat ini masih memadang sektor pertanian sebagai profesi yang tidak banyak memberi harapan, mengingat minimnya kesejahteraan para petani dan berada di garis kemiskinan.
“Apabila, memori ini terus ada dalam ingatan pemuda maka penurunan jumlah keluarga petani akan semakin berkurang sehingga menimbulkan kerisauan bahwa umur pertanian di Indonesia tidak langgeng alias tidak akan berlangsung lama lagi, “ katanya.
Fary menambahkan dalam acara selama tiga hari itu juga menggelar semacam gathering antara para petani dan pemangku kepentingan seperti investor sektor pertanian. Gathering bertujuan untuk membangun jaringan dari hulu ke hilir antara para petani dengan para staheholder termasuk investor pertanin dan pengambil kebijakan. “FTN yang bernilai edukasi dan hiburan itu juga akan dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, “ ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Anggota Dewan Pembina HKTI, Wilgo Zainar mengatakan iven FTN merupakan kalipertama digelar di Indonesia dengan semangat kembali mencintai pertanian. Menurutnya, festival dengan tema ”Pemuda Bangkit, Petani Makmur” itu akan digelar di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun depan dan di Sumatera Barat pada tahun berikutnya.
Untuk mendukung acara tersebut, ujarnya, HKTI akan meluncurkan program Paddy Estate. Program itu merupakan sebuah kemitraan antara pemerintah daerah, petani dan dan para investor dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah kepada petani.
“Nilai tambah ini berupa bantuan untuk mengolah hasil panen, tidak berupa gabah, tapi sudah diolah menjadi beras sehingga petani dapat menikmati tambahan harga penjualan dari proses tersebut,” ujar Wilgo. (chan)