JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto menilai, melemahnya rupiah terhadap dolar AS akibat tim ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo lemah. Sementara menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam beberapa hari terakhir ini karena disebabkan intervensi Bank Indonesia (BI).
“Tim ekonominya Pak Jokowi kan lemah. Dolar turun rupiah naik, ini prestasi dan akibat intervensi Bank Indonesia. Karena itu, pemerintahan sebaiknya tidak mengkambinghitamkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Kami melihat memang sekali lagi tim ekonomi Pak Jokowi sangat lemah. Ini perlu banyak belajar, perlu banyak juga mengetahui kelemahan-kelemahan itu,” tegas Wakil Ketua DPR RI itu kepada wartawan di Gedung DPR, Rabu (24/12).
Menurut Agus, sewaktu SBY menjabat sebagai presiden, nilai tukar rupiah terhadap dolar stabil. Tidak separah ketika Presiden Jokowi baru menjabat sekarang ini. “Timnya Pak Jokowi memeng lemah, sehingga jangan menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Tim ekonomi ini tidak mempunyai kemampuan betul, sehingga rupiah melemah dan kalau menguat itu akibat intervensi BI,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil pernah mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah akibat kebijakan pemerintah di masa lalu. “Ini sebenarnya residual dari kebijakan-kebijakan yang tidak dilakukan, atau akibat kebijakan pemerintahan sebelumnya,” kata Sofyan. (chan)