KUPANG – Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang memprediksi ketidakjelasan kepengurusan Partai Golkar mulai dari pusat hingga daerah saat ini akan membuat partai itu terpuruk dan menjadi partai gurem.
“Kedua kubu memang sedang mengarahkan penyelesaian melalui pengadilan karena masing-masing kubu telah menunjuk pengacara, tetapi apa pun hasil keputusan pengadilan, ke depan Golkar bukan lagi partai superbodi karena telah tercabik oleh kadernya sendiri,” kata Ahmad Atang di Kupang, Kamis (18/12).
Menurut Ahmad Atang, kekuatan Golkar akan runtuh. Golkar tidak punya nama lagi pada pemilu-pemilu mendatang dan Golkar akan terpuruk menjadi partai gurem, yang tidak lagi disegani oleh para penguasa.
Dia menyayangkan Golkar saat ini tidak lagi memelihara ideologi kekaryaan seperti yang dilakukan sejak partai itu berdiri dan menjadi partai penguasa selama berpuluh tahun di negeri ini.
“Kadernya sendiri yang justru akan menguburkan Golkar sebagai partai besar yang disegani. Golkar hanya akan menjadi romantisme masa lalu,” katanya menambahkan.
Pada bagian lain Ahmad Atang mengatakan, sikap Kementerian Hukum dan HAM yang mengakui keabsahan DPP Golkar hasil Munas Bali maupun Ancol, dan mengembalikan penyelesaian konflik melalui partai, justru akan mempertajam dan memperluas area konflik di Golkar.
“Mestinya pemerintah melalui Kemenkumham mendorong penyelesaian masalah Golkar melalui pengadilan, dan pemerintah akan mengakui salah satu kubu berdasarkan putusan pengadilan,” kata Ahmad Atang.
Dia mengatakan, dengan sikap pemerintah yang mengakui keabsahan dua kubu ini, maka Partai Golkar akan mengalami prahara yang memakan waktu penyelesaian yang cukup lama, dan membuat nama partai itu semakin tenggelam.
“Saya berkeyakinan bahwa ke depan Partai Golkar bakal hanya tinggal nama. Golkar bukan lagi partai yang disegani,” kata Ahmad Atang. (chan/ant)