Polhukam

Poltracking Rekomendasikan Priyo Jadi Ketua Umum Golkar

 

priyoJAKARTA – Berdasarkan survei yang dilakukan Poltracking, Priyo Budi Santoso paling direkomendasikan para pakar untuk menjadi ketua umum Partai Golkar. Dari sembilan kategori, Priyo selalu menduduki penilaian tertinggi dari kandidat calon ketua umum lainnya.

“Priyo Budi Santoso mendapat skor 6.51 poin dari 10 poin yang ditentukan. Sehingga kesimpulan kami, Priyo adalah salah satu tokoh muda Golkar yang bisa direkomendasikan menjadi calon ketua umum,” kata peneliti Poltracking, Arya Budi di Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2014).

Survei yang dilakukan Poltracking terhadap para pakar dan opinion leader terkait dengan regenerasi Golkar. Metode yang digunakan focus group discussion serta meta analisis yang melibatkan 173 pakar akademisi di bidang sosial politik dan humaniora.

Survei menilai 8 calon ketua umum Partai Golkar, yaitu Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie, dan Zainudin Amali.

Dari 10 aspek yang disurvei, Priyo selalu menduduki peringkat pertama untuk 9 kategori. Hanya aspek integritas dan rekam jejak, Priyo menempati urutan kedua. Priyo unggul dalam aspek kompetensi dan kapabilitas dengan perolehan skor 6.53, visi dan gagasan 6.44, komunikasi elite 6.91, komunikasi publik 6.75, akseptabilitas publik 6.39, pengalaman dan prestasi memimpin 6.63, kemampuan organisasi partai 6.45, kemampuan memimpin koalisi partai 6.70 dan kemampuan memimpin pemerintahan dan negara 6.12 poin. Total, dari semua penilaian aspek tersebut, Priyo Budi Santoso mengumpulkan 19.05 persen.

Sementara calon-calon lain Hajriyanto Y Thohari memiliki total skor penilaian (6,31), Agung Laksono (6,03), MS Hidayat (5,59), Agus Gumiwang Kartasasmita (5,8), Airlangga Hartarto (5,73), Aburizal Bakrie (5,61), dan Zainudin Amali (4,98).

“Penilaian pakar perlu diapresiasi untuk objektifikasi survei. Hasil pengukuran kita atas kader yang akan maju menjadi ketum menemukan relevansinya, karena tak hanya figur incumbent, tetapi juga ada figur di luar itu yang menjadi kandidat,” jelas Arya.

Dari hasil survei Poltracking ini, mayoritas pakar dan opinion leaders tak menginginkan Aburizal memimpin lagi Partai Golkar. “Aburizal Bakrie menjadi kandidat yang paling tak diinginkan dalam Munas (musyawarah nasional) Partai Golkar, yakni sebesar 52,03 persen,” papar Arya.

Di bawah Aburizal, sosok yang paling tak diinginkan adalah Agung Laksono (7,32 persen), Zainuddin Amali (6,5 persen), Hajriyanto Y Thohari (4,07 persen), dan Airlangga Hartarto (3,25 persen).

Terkait hasil survei tersebut, Priyo merasa tersanjung karena dinilai cakap dan pantas memimpin partai sebesar Golkar. Namun kata Priyo, yang menentukan adalah para pimpinan DPD I dan DPD II dan ketua umum ormas pendiri dan didirikan se-Indonesia sebagai pemegang hak suara dan penentuan masa depan Golkar.

“Saya siap jika memang diberikan kepercayaan dan amanah untuk memimpin partai sehebat Golkar'” ujar Priyo. (chan)

1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top