JAKARTA – Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR, Nurhayati Alie Assegaf mengingatkan PDI Perjuangan tak mengulangi kebiasaan lama di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri yang suka menjual aset.
“Belum apa-apa sudah membicarakan untuk menjual aset negara. Hasrat untuk menjual aset negara harus dihentikan,” tegas Nurhayati di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (3/9/2014), menanggapi usulan elit PDIP Maruarar Sirait, agar Jokowi menjual saja pesawat kepresidenan yang dibeli dengan anggaran Rp 800 milyar lebih itu dengan alasan efisiensi.
“Kebiasaan lama diulang-ulang menjual aset. Belum apa-apa sudah (bicara) menjual aset. Saya tak akan bicara inefisiensi atau tidak. Kalau dulu memerintah hobynya menjual aset, kata-kata seperti ini tak elok diucapkan,” sambung Nurhayati.
Dia juga meminta PDIP untuk menyadari posisinya saat ini yang akan memerintah dan tidak lagi membawa-bawa kebiasaan lama menjadi oposisi selama 10 tahun.
”PDIP sekarang kan sudah akan memerintah, kebiasaan oposisi itu jangan terus dibawa-bawa. Belum apa-apa dan belum memerintah sudah nyuruh-nyuruh,” sindir Nurhayati.
Seharus menurut Nurhayat, PDIP bisa menghargai pemerintahan yang sekarang dan kepada pemerintahan mendatang silahkan saja ambil kebijakan mereka sendiri. “Kita juga akan menghargai jika nanti (PDIP) memerintah, saya ingatkan sekarang Pak SBY masih memerintah. Yang jelas Pak SBY selalu menekankan efisiensi untuk kepentingan rakyat,” jelasnya.
Ditambahkan, pesawat itu dibeli setelah melalui pertimbangan matang dari berbagai aspek, termasuk menghitung biaya operasional sebelum adanya pesawat dibandingkan dengan menggunakan pesawat sendiri.
“Ketika membeli pesawat itu tak serta merta, tapi berhitung dulu. Tahun pertama kan tak langsung membeli pesawat,” ujarnya. (chan)