JAKARTA – Wacana kubu Prabowo-Hatta yang meminta Komisi Pemilihan Umum menunda pengumuman hasil Pemilu presiden 2014 ditunda, dinilai tidak memiliki alasan kuat. Hal itu, dikarenakan pleno KPU -KPU provinsi sudah selesai melakukan rekapitulasi penghitungan suara.
Demikian disampaikan oleh Wakil Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan, Mayjen (purn) TNI Tubagus Hasanuddin, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (20/7/2014).
“Penundan hanya akan menimbulkan ketegangan dan akan memancing gesekan yang tak perlu,”ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Ketua DPD PDI Perjuangan ini, kredibelitas KPU akan ambruk dan tak akan dipercaya lagi oleh publik termasuk masyarakat internasional jika mengsmini tuntutan penundaan tersebut.
“Itu juga akan menimbulkan preseden buruk pada pilkada-pilkada yang akan datang di daerah karena rakyat menjadi tak percaya pada KPU sebagai penyelenggara pemilihan,”tegasnya.
Lebih jauh, mantan sekretaris Militer dua Presiden RI ini mengenal Prabowo sebagai perwira tinggi yang elegant. Dalam kasus tabloid obor, contohnya, Hasanuddin tak yakin kalau itu perintahnya, seperti juga sekarang soal penundaan pengumuman KPU.
“Pasti tim suksesnya yang kembali berulah. Sebagai negarawan dan seorang perwira tinggi yang menjunjung tinggi jiwa-jiwa Ksatria, sudah sepantasnya beliau tak perlu mendengar saran-saran team suksesnya yang tidak realistis,” imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR ini pun berharap, Prabowo Subianto dapat menyikapi semua keputusan KPU dengan realistis dan legowo.
“Wahai saudaraku (Prabowo Subianto-red) , tetaplah jadi ksatria yang akan selalu dikenang bangsa ini , itu akan lebih penting dalam sisa hidup kita,” himbau TB. Hasanuddin.
Seperti diberitakan sebelumnya, karena mengklaim menemukan banyak indikasi kecurangan di beberapa daerah, tim Prabowo -Hatta meminta KPU menunda sidang pleno rekapitulasi suara yang sedianya digelar 22 Juli 2014. (ap)