JAKARTA – Direktur Utama RRI Niken Widiastuti mengimbau masyarakat menunggu hasil perhitungan suara Pilpres yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hitung cepat (quick count) yang dikeluarkan lembaga yang dipimpinnya hanya bersifat informasi dan data pembanding saja.
“Kita sekarang ini cooling down dululah dan menunggu hasil perhitungan KPU pada 22 Juli nanti dan itulah yang benar, karena hasil perhitungan suara yang pasti adalah real count KPU,” kata Niken dalam diskusi ‘RUU Radio Televisi Republik Indonesia’ bersama Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya dan Direktur TVRI Saprullah, di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Dia menegaskan bahwa hitung cepat Pilpres yang dilakukan RRI tidak ada kepentingan politik tertentu. “Keterlibatan RRI dalam hitung cepat itu sama sekali tidak ada kepentingan apapun selain hanya informasi,” ujarnya.
Menyinggung dugaan adanya kepentingan pejabat tinggi BUMN yang memback up hitung cepat RRI tersebut dibantah Niken. “Tidak ada hubungan apapun RRI dengan BUMN, karena RRI bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI, bukan dibawah Kementerian BUMN. Kalau soal pengawasan, langsung dilakukan oleh Komisi I DPR RI,” kata Niken.
Tantowi Yahya hanya mengingatkan, ke depan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan kontroversi dan keresahan dan bahkan bisa fitnah di tengah masyarakat, maka hitung cepat itu sebaiknya dihentikan oleh RRI.
“Sebab, hal-hal yang kontroversi soal hitung cepat RRI tersebut juga otomatis akan mengganggu kinerja RRI. Jadi, hitung cepat itu sebaiknya dihentikan karena akan mengganggu kinerja RRI sendiri,” tegas Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu. (chan/mun)
