JAKARTA – Ketua DPR RI Marzuki Alie menegaskan, pemilihan umum (Pemilu) adalah proses dalam mencari dan memilih pemimpin nasional dengan aturan yang sudah disepakati oleh bangsa ini, yaitu berupa undang-undang.Jika ada pihak yang tidak merasa puas dengan hasil pemilu itu maka jalur yang bisa ditempuh.
“Ini proses mencari pemimpin. Ada aturan, ada UU-nya dan ada lembaga yang melaksanakan dan juga mengawasi. Kita punya polisi dan MK kalau memang ada pihak yang tidak puas atas pelaksanaan pemilu. Jadi tidak usah memprovokasi dengan berita dan pernyaaan yang aneh-aneh, Semua harus cooling down dan jangan merasa paling benar sendiri,” tegas Marzuki kepada warwan di Jakara, Minggu (13/7/2014).
Kalau meragukan ada tindak kecurangan, kata Marzuki, masing-masing pihak bisa mengawal proses pemilu dari bawah dan tidak perlu ancam mengancam dengan mengeluarkan statemen berlebihan seperti kalau kalah pasti ada pihak yang curang dan bermain dengan KPU.
Marzuki juga mengingatkan lembaga-lembaga survei jangan bersikap seperti Tuhan yang selalu benar karena manusia adalah gudangnya salah dan kekhilafan.
“Jangan merasa seperti tuhan yang maha benar dan jangan memprovokasi masyaraka dengan pernyaaan seperti itu. Ini bisa menyulut masyarakat,” tambahnya.
Karena itu ia meminta kepoisian menyediakan pengamanan tidak hanya unuk para peserta Pilpres tapi juga para komisioner KPU. “Masyarakat tentunya juga tidak mau komioner KPU jadi korban jika hasilnya tidak sesuai keinginan satu kelompok. Mereka berugas menjalankan tugas negara harus bisa merasa aman,” kata Marzuki.
Terkait pernyaaan Juru Bicara KPK Johan Budi yang memina KPU untuk tidak main-main dalam melaksanakan pemilu dan KPK akan menindak tegas kalau ada suap menyuap, Marzuki pun mengingatkan KPK untuk tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana.
“Kalau memang ada suap, tindak saja. Selama ini kan KPK seperti itu. Para komisioner KPU juga sudah tahu kok. Untuk apa memperkeruh suasana ikut mencoba menyalah-nyalahkan KPU,” tandasnya.(chan)
