JAKARTA – Direktur Institut Madani Nusantara Prof Nanat Fatah Natsir menilai debat kandidat putaran keempat yang diikuti kedua calon wakil presiden pada Minggu malam (29/6) paling menarik dibandingkan tiga putaran debat sebelumnya.
“Dari empat kali debat, semalam yang paling bagus. Hatta sangat sistematif dan substantif menjelaskan sumber daya manusia, riset dan teknologi yang akan dilaksanakan ke depan,” kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Senin (30/6/2014).
Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan penjelasan Hatta yang sistematis itu dimungkinkan karena yang bersangkutan memiliki pengalaman langsung di bidang riset dan teknologi ketika menjabat sebagai Menteri Ristek.
“Jusuf Kalla terlihat lebih banyak bicara teknis dalam bidang pendidikan riset dan teknologi,” ujar mantan rektor UIN Bandung itu.
Karena itu, Nanat menilai Hatta lebih unggul dibandingkan Jusuf Kalla pada debat tersebut.
Secara terpisah Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Prof Komaruddin Hidayat mengatakan, debat calon wakil presiden di Jakarta, Minggu (29/6) malam tidak jauh berbeda isinya karena keduanya memiliki pengalaman yang sama.
“Keduanya adalah pebisnis-teknokrat yang kemudian masuk ke politik dan birokrasi. Jadi mereka berdua paham tentang undang-undang, APBN dan problem bangsa,” kata Komaruddin Hidayat dihubungi di Jakarta, Senin.
Komaruddin mengatakan kedua calon wakil presiden, Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla, juga sama-sama dikenal dekat dengan kalangan santri. Hatta Rajasa, selain Ketua Umum PAN juga dikenal sebagai aktivis Muhammadiyah, sedangkan Jusuf Kalla berasal dari kalangan NU.
Menurut Komaruddin, yang membedakan keduanya tentu saja dari faktor usia. Hatta yang usianya lebih muda, penyampaiannya terlihat lebih tertata. Sedangkan Jusuf Kalla meskipun lebih tua, tetap terlihat energetik dan kaya dengan pengalaman dan terobosan.
“Ciri pedagang Jusuf Kalla sangat terlihat karena sepanjang debat selalu mencari celah terobosan,” tuturnya.
Komaruddin mengatakan, perbedaan keduanya akan semakin terlihat bila ditelusuri rekam jejaknya masing-masing. “Kalau sebatas debat, keduanya tak jauh beda,” ujarnya.
JK Tidak Konsekuen
Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Marzuki Alie, menegaskan bahwa Hatta menang dalam debat calon presiden melawan Jusuf Kalla. “Secara psikologis kalah penampilannya dibanding Pak Hatta. Pak JK kelihatan gagap,” kata Marzuki di arena debat kepada wartawan.
Dia menilai Hatta seakan tanpa beban dalam menjelaskan dan memberikan pemaparan di debat ini. Sebab, Marzuki menilai Hatta lebih menguasai persoalan dan tema debat Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi itu.
“Pak JK kontra dengan visi misi sekarang ini. Pak JK dulu tak suka dengan pendidikan gratis, sekarang berbeda. Ini namanya inkonsekuenitas,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Marzuki pun mengaku mendapatkan Short Messages Service di telepon selulernya yang kebanyakan menilai Hatta memenangkan debat atas JK. “Hampir 100 orang SMS ke saya Pak Hatta menang telak,” kata Marzuki.
Wakil Sekjen Partai Golkar yang juga anggota tim kampanye nasional pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto- Hatta Radjasa mengatakan dalam debat cawapres pertama yang dilakukan, Hatta Radjasa menang dalam segala aspek mulai dari pembukaan sampai penutup. Hatta yang menguasai materi dan berbicara dengan gaya yang terstruktur dan artikulaits terlihat sangat menguasai panggung.
“Dengan gaya yang terstruktur dan artikulatif dan penguasaan substansi permasalahan, terlihat jelas Hatta memenangkan debat cawapres. Bisa kita katakan skor 7-0 untuk Hatta Radjasa. Pertanyaan nakal dari JK pun mampu dijawabnya dengan cerdas dan justru terlihat JK sendiri yang kewalahan ketika jawaban diberikan dan ditanyakan kembali kepadanya,” ujar Nurul.
Hatta menurutnya juga sangat bisa menunjukkan kualitasnya yang otentik dan orginal yang memperlihatkan karakteristiknya sebagai wakil presiden yang pas mendampingi Prabowo Subianto untuk memimpin Indonesia kedepannya.Dengan fakta ini dirinya pun mengharapkan swing votter atau masyarakat yang belum menentukan pilihannya bisa memutuskan memilih pasangan Prabowo-Hatta.
“Kita berharap minimal masyarkat yang belum menentukan pilihannya bisa memilih pasangan Prabowo-Hatta. Dalam beberapa kali debat capres dan cawapres terlihat jelas pasangan mana yang menguasai masalah dan solusinya.Kalau masyarakat mau jujur untuk melihat fakta ini, media juga bisa fair menilainya maka pilihan yang paling rasional untuk pilpres adalah nomer 1.Hatta juga terlihat sangat konsisten dalam pernyataan-pernyataannya,” tegasnya.
Ditanyakan mengenai dirinya yang kader Partai Golkar lebih mendukung Prabowo daripada JK yang kader Partai Golkar, Nurul pun menjawab diplomatis bahwa keputusan mendukung Prabowo-Hatta merupakan keputusan organisasi dan sebagai kader, maka dirinya pun tunduk pada keputusan organisasi.”Saya tunduk pada keputusan organisasi dan Partai Golkar memutuskan untuk mendukung Prabowo-Hatta,” tandasnya. (chan/ant)
