JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menegaskan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah merestu Ruhut Sitompul mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-JK.
“Pak Ruhut ini juga Jubir Partai Demokrat yang setiap kali bicara selalu mengatasnamakan Ketum SBY. Kami ingin klarifikasi, apa yang dikatakan saudara Ruhut bahwa dukungannya kepada Jokowi atas restu SBY jelas-jelas tidak benar,” tegas Nurhayati, di Jakarta, Senin (23/6/2014).
Ditegaskan, selain sebagai Ketua Umum Demokrat, SBY juga masih menjabat sebagai Presiden RI yang tidak mudah dihubungi setiap saat. Apalagi, minggu kemarin SBY melakukan kunjungan kenegaraan ke Fiji. Di samping itu, SBY tetap akan mematuhi keputusan Rapimnas yang dipimpinnya tanggal 18 Mei yang lalu, dimana tidak ada satupun peserta Rapimnas yang mendukung pasangan Jokowi-JK, 56 persen meminta Demokrat tetap netral, 22 persen mendukung Prabowo-Hatta, dan 21 persen menginginkan agar membentuk poros baru.
“Saat Rapimnas, Ruhut juga tidak menyampaikan aspirasinya untuk mendukung Jokowi. Oleh karena itu, kami meminta kepada saudara Ruhut untuk tidak mengatasnamakan apalagi membawa-bawa nama Ketum SBY dalam memberikan dukungan ke capres lain, karena ini tidak sesuai garis keputusan Rapimnas,” kata Nurhayati.
Wakil Ketua Umum DPP PD lainnya, Max Sopacua mengancam akan melaporkan Ruhut ke Dewan Kehormatan DPP PD terkait klaim restu SBY terhadap dukungannya kepada Jokowi-JK. Dia menilai, klaim Ruhut sangat janggal, sebab SBY berada di Fiji pekan lalu dan baru kembali ke tanah air pada Jumat.
“Kapan Pak Ruhut berbicara dengan Pak SBY dan meminta restu untuk hal-hal seperti ini? Ini yang paling tidak ini akan kita sampaikan kepada Dewan Kehormatan. Ibu Ketua Fraksi dan saya juga adalah Waketum, mau dimasak atau dibiarkan basi ini barang? Kita menegakkan garis partai, tapi ada yang di luar garis partai,” tukasnya.
Max menegaskan FPD DPR telah resmi mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun, dukungan itu ada dasarnya, bukan fanatisme semata. Di antara alasan itu karena dalam visi-misinya Prabowo-Hatta bertekad melanjutkan program-program yang telah dijalankan pemerintahan SBY-Boediono.
“Saya sudah memperingatkan Ruhut agar tidak mengobral pernyataan telah mendapat restu SBY. Namun hal itu ternyata tak diindahkan. Malahan Ruhut mengeluarkan pernyataan akan membawa kader PD lain mendukung pasangan Jokowi-JK. (chan)