HeadLinePolhukam

Firdaus Muhammad: Kampanye Hitam Bagian dari Pencitraan

×

Firdaus Muhammad: Kampanye Hitam Bagian dari Pencitraan

Sebarkan artikel ini
Tim Prabowo Hatta, Ahmad Yani (kiri) bersama Tim Jokowi-JK, Poempida Hidayatullah (tengah) dan Pakar Komunikasi Politik UIN Alauddin Makasar Firdaus Muhammad (kanan) dalam diskusi Dialektika Demokrasi, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (19/6). Foto : dardul
Tim Prabowo Hatta, Ahmad Yani (kiri) bersama Tim Jokowi-JK, Poempida Hidayatullah (tengah) dan Pakar Komunikasi Politik UIN Alauddin Makasar Firdaus Muhammad (kanan)  dalam diskusi Dialektika Demokrasi, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (19/6).  Foto : dardul
Tim Prabowo Hatta, Ahmad Yani (kiri) bersama Tim Jokowi-JK, Poempida Hidayatullah (tengah) dan Pakar Komunikasi Politik UIN Alauddin Makasar Firdaus Muhammad (kanan) dalam diskusi Dialektika Demokrasi, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (19/6). Foto : dardul

JAKARTA  – Pengamat komunikasi politik dari UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad menilai maraknya kampanye hitam (black campagn) menjelang Pilpres 9 Juli 2014 ini membuktikan bahwa tidak ada lagi ketulusan dan keteladanan dalam berpolitik dan berdemokrasi untuk memilih pemimpin negara.

“Kampanye hitam itu bagian dari pencitraan, karenanya tampilnya capres akan dinilai dari gestur, penampilan, gaya berbicara, ungkapan bahasanya dan sebagainya,. Tapi, ada kebohongan publik karena citranya berlebihan dan melampaui kemampuanya sendiri,” tegas Firdaus Muhammad dalam dialektika demokrasi ‘Pengaruh Kampanye Hitam Terhadap Pemilih’ bersama Ahmad Yani (Tim Prabowo-Hatta), dan Peompida Hidayatullah (Tim Jokowi-JK) di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Kampanye hitam itu menurut Firdaus, bisa dilakukan oleh kelompok sendiri atau lawan politik untuk menaikkan elektabilitas. “Bisa saja kampanye hitam itu dilakukan sendiri untuk pencitraan yang menimbulkan kesan seakan-akan dirinya diserang lawan politiknya,” kta Firdaus.

Menurut Firdaus, kampanye hitam yang berlebihan bisa melahirkan konflik dan akan merugikan rakyat karena tidak berdasarkan data-data yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Kalau rakyat di kota sudah rasional sehingga tidak terpengaruh. Tapi, di daerah, rakyat belum rasional maka mengakibatkan emosional dan mengancam terjadinya konflik,” tambahnya.

Dia juga  menyesalkan banyaknya kalangan intelektual dan purnawirawan yang terlibat langsung menjadi tim sukses para capres. “, keterlibatan mereka itu akan menggerogoti kepercayaan rakyat terhadap institusi negara. Apalagi rahasia negara terbongkar oleh orang-orang yang seharusnya menjaga rahasia negara,” pungkasnya.

Kedua tim sukses Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sepakat untuk menolak kampanye hitam menjelang Pilpres 9 Juli 2014 nanti, namun hal  tersebut sudah terjadi dan bahkan menyulut perpecahan di daerah-daerah.

“Memang ada kampanye hitam yang dilakukan oleh kelompoknya sendiri agar dirinya dinilai didzalimi dan mendapat simpati rakyat dan dipilih dalam Pilpres nanti. Tapi, itu kan sama dengan bunuh diri atau hara-kiri, dan model ini sudah selesai pada tahun 2004 lalu, ketika Pak SBY mendapat dukungan rakyat dan terpilih menjadi presiden,” tegas Ahmad Yani.

Menurut Yani, Prabowo selama ini selalu santun dan tidak pernah menyerang atau menyudutkan lawan, baik dalam kampanye maupun debat capres. “Jadi, sikap itu sebagai sikap yang pemimpin, leader, dan ksatria yang siap memimpin bangsa ini. Bahwa banyak persoalan bangsa ini yang harus dihadapi, maka dibutuhkan pemimpin negara agar Indonesia menjadi macan Asia,” pungkasnya.

Sementara itu Poempida menegaskan dirinya tidak sependapat dengan konspirasi membunuh dirinya sendiri dengan melakukan kampanye hitam, karena black campagn yang dilakukan selama tepat sasaran, sistematis, dan terbukti menggerus elektabilitas Jokowi-JK. “Jokowi-JK itu hampir tak ada cacat, sehingga yang muncul adalah fitnah. Seperti rekaman Megawati dan Kejagung Basrief Arif soal penangguhan pemanggilan Jokowi dalam kasus bus Transjakarta, itu tak mungkin seorang sipil melakukan intervensi ke pejabat tinggi negara,” katanya.

Untuk itu kata Peompida, tim Jokowi-JK sudah diarahkan untuk tidak melakukan negatif campagn, tidak boleh menyerang personal atau buka aib orang, melainkan harus adu gagasan, program dan konsep dalam membangun Indonesia lima tahun ke depan. (chan/mun)